Zeno dari Citium: “Kehilangan yang Paling Patut Kita Sesali Adalah Kehilangan Waktu, Karena Itu Tak Tertembus Kembali”

Zeno dari Citium lahir sekitar tahun 334 SM
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA — Waktu adalah sumber daya paling berharga yang dimiliki manusia. Tak seperti uang, jabatan, atau harta lainnya, waktu adalah satu-satunya hal yang, sekali hilang, tak akan pernah kembali. Hal inilah yang ditegaskan oleh Zeno dari Citium, filsuf besar dan pendiri aliran Stoikisme, dalam pernyataannya yang penuh makna: “No loss should be more regrettable to us than losing our time, for it’s irretrievable.”

Chrysippus: Arsitek Kedua Filsafat Stoik yang Terlupakan, namun Berpengaruh Besar

Dalam terjemahan bebasnya ke dalam bahasa Indonesia, Zeno berkata: “Kehilangan yang paling patut kita sesali adalah kehilangan waktu, karena itu tak tertembus kembali.” Pesan ini, meski diucapkan lebih dari dua ribu tahun lalu, justru terasa semakin relevan di zaman modern saat ini, ketika manusia disibukkan oleh rutinitas, distraksi digital, dan perlombaan mengejar pencapaian yang kerap mengorbankan waktu yang sejatinya tak tergantikan.

Waktu: Harta Paling Langka dan Tak Tergantikan

William B. Irvine: Filosof yang Mengubah Stoikisme Jadi Gaya Hidup Zaman Kini

Zeno, melalui prinsip Stoikisme, menekankan pentingnya memaknai waktu sebagai aset yang sangat berharga. Dalam pandangannya, setiap detik yang berlalu adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dibeli kembali. Tak peduli seberapa kaya, berkuasa, atau berilmunya seseorang, tidak ada satu pun yang bisa mengembalikan waktu yang telah hilang.

Di tengah perkembangan teknologi dan budaya instan, manusia semakin rentan kehilangan waktu tanpa sadar. Jam-jam yang dihabiskan untuk menggulir media sosial, menunda pekerjaan, atau terjebak dalam kebisingan tanpa makna merupakan bentuk-bentuk nyata pemborosan waktu yang dikritisi oleh Zeno.

Inilah Cara Stoikisme Bikin Hidupmu Lebih Tenang, Versi William B. Irvine

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Kehidupan saat ini dipenuhi dengan tantangan pengelolaan waktu. Kalender digital penuh dengan jadwal, rapat daring silih berganti, dan notifikasi tak henti mengganggu fokus. Namun, di balik kesibukan itu, banyak yang merasa kehilangan arah dan makna. Zeno mengajak kita untuk kembali menanyakan: apakah kita benar-benar hidup, atau sekadar sibuk?

Halaman Selanjutnya
img_title