Rahasia Hidup Bahagia ala William B. Irvine dalam A Guide to the Good Life

William B. Irvine
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Malang, WISATA – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh tekanan, banyak orang mulai mencari alternatif pendekatan hidup yang lebih menenangkan dan bermakna. Salah satu yang kini kembali dilirik adalah filosofi kuno bernama Stoikisme (Stoicism). Menariknya, pendekatan ini kini semakin populer berkat seorang filsuf kontemporer asal Amerika Serikat bernama William B. Irvine, yang memperkenalkan Stoikisme dalam bukunya yang berjudul A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy.

Belajar dari Segalanya: Nasihat Socrates untuk Menjadi Cerdas Sejati

Buku tersebut telah menjadi pegangan banyak orang yang mencari ketenangan batin dan cara untuk hidup lebih bahagia, tanpa bergantung pada hal-hal eksternal seperti kekayaan, status sosial, atau pengakuan. William B. Irvine menghadirkan pandangan Stoik yang klasik dengan bahasa sederhana dan pendekatan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Menjawab Keresahan Manusia Modern

Ryan Holiday: “Ingatlah bahwa Kamu Pasti Akan Mati. Gunakan Waktumu dengan Bijak.”

Tidak dapat dimungkiri, kemajuan teknologi dan media sosial membawa kemudahan dalam hidup, tetapi juga memunculkan tekanan sosial yang tak kalah besar. Kecemasan, stres, dan perasaan tidak cukup terus menghantui masyarakat modern. Dalam konteks inilah Irvine mengajak pembaca untuk melambat, merefleksikan kehidupan, dan mengadopsi nilai-nilai Stoik kuno yang telah teruji zaman.

Menurut Irvine, tujuan utama hidup bukanlah sekadar mencapai kebahagiaan instan, melainkan hidup dengan bijaksana dan tenang. Ia menyebutnya sebagai "hidup yang baik" (a good life). Filosofi Stoik membantu individu untuk fokus pada apa yang bisa mereka kendalikan, dan melepaskan diri dari kekhawatiran akan hal-hal di luar kendali mereka.

Seneca: Belajarlah Sambil Mengajar, Berkembang Bersama Orang-Orang yang Memperbaiki Hidupmu

Visualisasi Negatif: Belajar Menghargai Kehidupan

Salah satu konsep penting dalam buku ini adalah visualisasi negatif (negative visualization). Konsep ini mengajarkan kita untuk membayangkan kehilangan hal-hal yang kita miliki saat ini—bukan untuk menakut-nakuti diri, tetapi agar kita lebih bersyukur dan tidak terlena.

Halaman Selanjutnya
img_title