Chrysippus: Arsitek Kedua Filsafat Stoik yang Terlupakan, namun Berpengaruh Besar

Chrysippus
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA - Di tengah gempuran nama-nama besar seperti Seneca, Epiktetos, dan Marcus Aurelius, nama Chrysippus mungkin terdengar asing bagi banyak orang awam. Padahal, dalam sejarah Stoikisme, ia adalah tokoh sentral yang membentuk fondasi filosofis ajaran ini secara sistematis. Bahkan, sebagian sejarawan menyebutnya sebagai "arsitek kedua Stoikisme" setelah Zeno dari Citium, pendiri aliran Stoik.

Seneca: “Kamu Akan Mengenal Seorang Nahkoda Saat Badai Datang”

Meski hidup lebih dari dua ribu tahun lalu, sekitar 280–206 SM, pemikiran Chrysippus masih relevan dibicarakan hingga hari ini, terutama ketika dunia modern kembali melirik Stoikisme sebagai panduan hidup di tengah ketidakpastian.

Awal Kehidupan: Dari Soli Menuju Athena

Seneca: “Biasakan Diri dengan Keadaanmu, dan Kurangi Mengeluh”

Chrysippus lahir di Soli, sebuah kota di Kilikia, Asia Kecil (sekarang wilayah Turki modern). Tidak banyak catatan yang tersisa tentang masa mudanya, namun yang pasti ia berpindah ke Athena dan menjadi murid dari Cleanthes, kepala Sekolah Stoik kedua setelah Zeno.

Setelah kematian Cleanthes, Chrysippus menggantikannya dan memimpin sekolah itu, menjadikannya sebagai filsuf Stoik generasi ketiga yang memperluas ajaran Stoik ke dalam bentuk yang lebih sistematis dan mendalam.

Seneca: “Yang Paling Kuat Adalah Ia yang Menguasai Dirinya Sendiri”

Penyusun Sistem Stoik yang Utuh

Kontribusi Chrysippus yang paling mencolok adalah menyusun Stoikisme menjadi sistem filsafat yang mencakup tiga bidang utama: Logika, Etika, dan Fisika. Bagi Chrysippus, ketiganya saling terkait erat dan tidak bisa dipisahkan.

Halaman Selanjutnya
img_title