John Sellars: “Kesuksesan Tidak Selalu Berarti Lebih Banyak; Kadang, Berarti Cukup”
- Cuplikan layar
Dalam ajaran filsafat Stoik, kesuksesan diukur bukan dari hasil eksternal, tetapi dari keteguhan karakter, integritas moral, dan kemampuan mengendalikan diri. Seorang individu dikatakan sukses jika ia mampu hidup selaras dengan kebajikan, terlepas dari kekayaan, status sosial, atau pengakuan orang lain.
Sellars, melalui berbagai karyanya seperti Lessons in Stoicism dan The Art of Living, mendorong pembacanya untuk mengevaluasi ulang makna pencapaian. “Lebih” tidak selalu berarti lebih baik—terkadang malah menjauhkan kita dari ketenangan dan kejelasan tujuan hidup.
Praktik 'Cukup' dalam Kehidupan Sehari-Hari
Konsep “cukup” bukan berarti pasif atau antiambisi. Sebaliknya, ini adalah pendekatan sadar yang menekankan kepuasan batin dan prioritas nilai. Berikut adalah cara-cara yang disarankan Sellars untuk mempraktikkan prinsip ini:
- Latih rasa syukur: Fokus pada apa yang telah dimiliki, bukan terus memburu yang belum.
- Kurangi ekspektasi eksternal: Jangan biarkan validasi orang lain menentukan nilai diri Anda.
- Tentukan standar kesuksesan pribadi: Ukur pencapaian berdasarkan pertumbuhan moral dan batin, bukan perbandingan sosial.
Filsafat yang Relevan di Era Modern
Kutipan Sellars tentang kesuksesan menjadi pengingat penting di tengah dunia yang penuh hiruk-pikuk pencapaian semu. Filsafat Stoikisme mengajarkan bahwa eudaimonia—kehidupan yang baik—dapat diraih dengan memilih untuk cukup, bukan terjebak dalam kerakusan yang tak pernah selesai.