John Sellars: “Kesuksesan Tidak Selalu Berarti Lebih Banyak; Kadang, Berarti Cukup”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Filsuf terkemuka sekaligus penggerak Stoikisme modern, John Sellars, kembali menggemakan pemikiran bijak yang menantang pandangan arus utama tentang kesuksesan. Dalam sebuah wawancara terbaru, Sellars menyampaikan pernyataan yang menjadi renungan banyak orang:
“Kesuksesan tidak selalu berarti lebih banyak; kadang, berarti cukup.”
Pernyataan ini, meski sederhana, mencerminkan esensi filosofi Stoik yang mengajarkan keseimbangan, kesederhanaan, dan kebajikan sebagai ukuran kebahagiaan dan keberhasilan sejati.
Menggugat Paradigma Konsumerisme
Dalam masyarakat modern yang sering mengukur kesuksesan dari seberapa banyak yang dimiliki—harta, jabatan, pengikut media sosial—Sellars menegaskan bahwa paradigma ini justru sering menjadi sumber penderitaan. Menurutnya, keinginan yang tak berujung menciptakan siklus ketidakpuasan yang mengikis makna hidup itu sendiri.
Sellars menjelaskan, “Kita diajarkan untuk terus mengejar lebih banyak, padahal sering kali yang kita butuhkan hanyalah kesadaran bahwa kita sudah cukup.”
Kesuksesan Menurut Stoikisme
Dalam ajaran filsafat Stoik, kesuksesan diukur bukan dari hasil eksternal, tetapi dari keteguhan karakter, integritas moral, dan kemampuan mengendalikan diri. Seorang individu dikatakan sukses jika ia mampu hidup selaras dengan kebajikan, terlepas dari kekayaan, status sosial, atau pengakuan orang lain.
Sellars, melalui berbagai karyanya seperti Lessons in Stoicism dan The Art of Living, mendorong pembacanya untuk mengevaluasi ulang makna pencapaian. “Lebih” tidak selalu berarti lebih baik—terkadang malah menjauhkan kita dari ketenangan dan kejelasan tujuan hidup.
Praktik 'Cukup' dalam Kehidupan Sehari-Hari
Konsep “cukup” bukan berarti pasif atau antiambisi. Sebaliknya, ini adalah pendekatan sadar yang menekankan kepuasan batin dan prioritas nilai. Berikut adalah cara-cara yang disarankan Sellars untuk mempraktikkan prinsip ini:
- Latih rasa syukur: Fokus pada apa yang telah dimiliki, bukan terus memburu yang belum.
- Kurangi ekspektasi eksternal: Jangan biarkan validasi orang lain menentukan nilai diri Anda.
- Tentukan standar kesuksesan pribadi: Ukur pencapaian berdasarkan pertumbuhan moral dan batin, bukan perbandingan sosial.
Filsafat yang Relevan di Era Modern
Kutipan Sellars tentang kesuksesan menjadi pengingat penting di tengah dunia yang penuh hiruk-pikuk pencapaian semu. Filsafat Stoikisme mengajarkan bahwa eudaimonia—kehidupan yang baik—dapat diraih dengan memilih untuk cukup, bukan terjebak dalam kerakusan yang tak pernah selesai.