John Sellars: “Mengendalikan Emosi Bukan Menekan Perasaan, Melainkan Memilih Reaksi yang Tepat atas Perasaan Tersebut”
- Cuplikan Layar
Dampak Positif Stoikisme bagi Kesehatan Mental
Dalam beberapa tahun terakhir, Stoikisme mendapatkan perhatian luas dari para psikolog, terutama karena keterkaitannya dengan Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Banyak prinsip Stoik seperti pemisahan antara persepsi dan realitas, pemahaman terhadap pemicu emosional, dan tanggung jawab pribadi terhadap respons, selaras dengan pendekatan CBT dalam menyembuhkan gangguan kecemasan dan depresi.
Sellars menekankan bahwa Stoikisme bukan solusi cepat, melainkan latihan jangka panjang untuk membangun ketahanan mental dan kejernihan berpikir.
Merespons Badai Emosi dengan Kejernihan
“Ketenangan bukan berarti pasrah, tetapi kemampuan untuk tetap jernih dalam badai,” demikian kata Sellars dalam bukunya The Art of Living. Ini mempertegas bahwa Stoikisme mengajak kita untuk tetap aktif dan berperan, tetapi dengan kesadaran penuh.
Mengendalikan emosi bukan berarti membohongi diri sendiri. Justru dengan memahami perasaan yang muncul, kita bisa merespons secara etis dan efektif. Inilah yang menjadikan Stoikisme begitu relevan di tengah dunia yang semakin tidak menentu.
Pelajaran Penting untuk Generasi Digital