Tim Konstruksi secara tidak Sengaja Menemukan Sisa-Sisa Lebih dari 100 Ekor Kuda di Stuttgart
- pixabay
Malang, WISATA – Situs tempat tim konstruksi bekerja tersebut kemungkinan pernah menjadi tempat tinggal unit kavaleri Romawi dan menunjukkan bukti rasa hormat yang dimiliki prajurit terhadap tunggangan mereka.
Pemakaman kuda yang ditemukan di kawasan Bad Cannstatt, Stuttgart merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi lebih dari 100 ekor kuda yang menjadi bagian dari kavaleri Kekaisaran Romawi pada abad kedua Masehi.
Para pekerja konstruksi menemukan kuburan tersebut selama persiapan projek perumahan. Seiring berjalannya waktu, penggalian oleh perusahaan arkeologi ArchaeoBW--di bawah pengawasan Kantor Negara untuk Pelestarian Monumen Dewan Daerah Stuttgart--terus menemukan bukti dari apa yang sekarang diyakini sebagai kuburan kuda terbesar dari era Romawi di Jerman selatan, menurut pernyataan yang diterjemahkan dari dewan tersebut.
Dianggap sebagai salah satu lokasi militer Romawi terpenting di Jerman barat daya masa kini, para ahli meyakini kavaleri Romawi yang menduduki wilayah tersebut memiliki sekitar 500 prajurit di lokasi dan menopang populasi potensial lebih dari 700 ekor kuda.
Penemuan pertama kerangka kuda di area tersebut sebenarnya terjadi pada tahun 1920 (juga selama projek perumahan), tetapi pembangunan baru-baru ini mengungkap seluruh pemakaman. Sara Roth, seorang arkeolog di kantor pelestarian, mengatakan bahwa penanggalan radiokarbon membantu menentukan usia pemakaman. "Berkat pengetahuan arkeologi dan sejarah Bad Cannstatt Romawi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kuda-kuda yang mati dikuburkan sekitar 1.300 kaki dari kandang kuda (sekitar 650 kaki dari tempat tinggal prajurit) dan akan terus-menerus diganti. Bukti menunjukkan bahwa bangkai-bangkai itu digeser ke dalam lubang-lubang dangkal dan dikubur dalam posisi berbaring miring dengan kaki-kaki terentang atau tertekuk. Dan bahkan dengan penguburan yang padat, hanya ada sedikit kuburan yang tumpang tindih, memperlihatkan bahwa lokasi itu kemungkinan besar ditandai dengan jelas dengan penanda di atas tanah. Bahkan jika seekor kuda dapat berjalan sendiri, jika dianggap tidak lagi berguna untuk keperluan militer, ia akan dibawa ke pemakaman dan dibunuh di sana.
Kuda-kuda itu tampaknya tidak semuanya mati pada saat yang sama dalam suatu peristiwa besar seperti pertempuran atau epidemi. Sebaliknya, ini adalah hewan-hewan yang mati selama kehadiran ala di Bad Cannstatt karena sakit, cedera, atau alasan lain, atau yang tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai kuda militer.