Pesan Abadi Epikuros: “Tidak Semua Kenikmatan Patut Dikejar, Tidak Semua Penderitaan Harus Dihindari”

Epikuros (341–270 SM)
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

“Dalam dunia modern yang terlalu cepat ingin merasa nyaman, filosofi Epikuros menjadi penyeimbang. Ia mengajarkan bahwa menerima penderitaan sebagai bagian dari kehidupan adalah kunci menuju ketenangan jiwa,” tambah Sinta.

Zeno dari Citium: Belajarlah Bersyukur atas Apa yang Dimiliki, Bukan Terjebak dalam Keinginan Tak Berujung

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Di era media sosial, banyak orang terjebak dalam ilusi kehidupan yang sempurna. Kenikmatan sering diukur dari jumlah likes, followers, atau pencapaian materi, bukan dari kedamaian batin atau relasi yang bermakna. Epikuranisme hadir sebagai pengingat untuk tidak terjebak dalam pencarian kenikmatan semu yang hanya bersifat sesaat.

Seneca: "Bagi keserakahan, seluruh alam pun terasa tak cukup"

Sebaliknya, ajaran Epikuros mengarahkan manusia untuk membedakan mana kenikmatan yang layak diperjuangkan—seperti hubungan sosial yang sehat, waktu luang yang tenang, atau hidup sesuai nilai—dan mana penderitaan yang perlu diterima sebagai bagian dari kehidupan, seperti kerja keras, introspeksi, atau ketidakpastian.

Pelajaran dari Epikuros

Seneca: “Jika engkau hidup selaras dengan alam, engkau tidak akan pernah miskin; tetapi jika engkau hidup ...

Berikut ini beberapa prinsip hidup dari Epikuros yang sejalan dengan kutipan terkenalnya tersebut:

  • Evaluasi setiap keinginan: Apakah itu benar-benar mendatangkan kebahagiaan atau hanya pemuas ego sementara?
  • Terima rasa sakit dengan bijak: Tidak semua rasa sakit buruk; kadang ia perlu untuk mendewasakan.
  • Hargai kesederhanaan: Kenikmatan sejati sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana—persahabatan, makanan sehat, waktu tenang.
  • Hindari ekses: Hidup berlebihan biasanya berujung pada kekacauan, bukan ketenangan.
Halaman Selanjutnya
img_title