John Sellars: “Kebahagiaan Datang Ketika Kita Hidup Sejalan dengan Nilai dan Kebajikan yang Kita Yakini”

John Sellars
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA – Di tengah dinamika dunia modern yang serba cepat, filsuf kontemporer John Sellars menghadirkan pemahaman yang menyejukkan dari warisan kebijaksanaan kuno. Melalui pemikiran Stoikisme, ia mengajak masyarakat global untuk kembali mendefinisikan makna kebahagiaan—bukan sebagai kondisi eksternal, melainkan sebagai hasil dari hidup yang berintegritas.

Jules Evans: “Masa Depanmu Bukan Ditentukan oleh Apa yang Terjadi Padamu, tetapi Bagaimana Kamu Menanggapinya”

Salah satu kutipan yang paling menggugah dari John Sellars menyatakan:

“Kebahagiaan datang ketika kita hidup sejalan dengan nilai dan kebajikan yang kita yakini.”

Jules Evans: “Dalam Dunia yang Penuh Kegaduhan, Keheningan Batin adalah Kekuatan Super”

Kutipan ini bukan sekadar ungkapan inspirasional, tetapi merupakan esensi dari Stoikisme, filsafat kuno yang kini kembali menjadi panduan hidup di era yang penuh ketidakpastian dan distraksi.

Stoikisme dan Makna Kebahagiaan yang Autentik

“Moralitas adalah Ilusi”: Kritik Pedas Nietzsche terhadap Nilai-Nilai Tradisional

Stoikisme lahir pada abad ke-3 SM dan berkembang pesat melalui tokoh-tokoh seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. Mereka meyakini bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kekayaan, status sosial, atau peristiwa di luar diri, tetapi berasal dari keselarasan antara tindakan dan nilai moral.

John Sellars, melalui buku-bukunya seperti Lessons in Stoicism dan The Art of Living, membumikan filsafat ini untuk masyarakat modern. Ia menekankan bahwa kebahagiaan bukanlah euforia sesaat, tetapi sebuah kondisi batin yang stabil dan mendalam, lahir dari tindakan yang konsisten dengan kebajikan.

Halaman Selanjutnya
img_title