Pesan Abadi Epikuros: “Tidak Semua Kenikmatan Patut Dikejar, Tidak Semua Penderitaan Harus Dihindari”
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Dalam dunia modern yang dipenuhi budaya instan, pencarian kesenangan tanpa batas, dan ketakutan terhadap penderitaan, kutipan filsuf Yunani kuno, Epikuros, kembali menjadi sorotan: “Tidak semua kenikmatan patut dikejar, tidak semua penderitaan harus dihindari.”
Pernyataan ini bukan sekadar kalimat bijak. Ini adalah inti dari ajaran Epikuranisme, aliran filsafat yang dipelopori oleh Epikuros dan kini dianggap sebagai salah satu panduan hidup yang paling relevan untuk menghadapi kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan.
Kenikmatan Bukan Tujuan Utama, Tapi Sarana Kebijaksanaan
Epikuros bukanlah pendukung hedonisme ekstrem seperti yang sering disalahpahami. Baginya, kenikmatan yang sejati adalah kebebasan dari rasa sakit, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, tidak semua bentuk kenikmatan layak dikejar, terutama jika dalam jangka panjang menimbulkan penderitaan atau merusak keseimbangan hidup.
Contohnya, mengejar kenikmatan dalam bentuk konsumsi berlebih, gaya hidup mewah, atau kesenangan instan dari media sosial, bisa jadi menimbulkan kecemasan, kelelahan, hingga depresi. “Kebijaksanaan adalah kunci untuk mengetahui kapan kenikmatan itu membawa manfaat, dan kapan justru menjadi jebakan,” kata pakar filsafat klasik dari Universitas Indonesia, Dr. Sinta Ratnasari.
Penderitaan yang Perlu Diterima
Lebih jauh, Epikuros juga mengajarkan bahwa tidak semua penderitaan harus dihindari. Beberapa bentuk penderitaan justru penting sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan pembelajaran. Rasa sakit karena kehilangan, kegagalan, atau kesulitan hidup, dapat menjadi momen reflektif yang memperkuat karakter dan membuat seseorang lebih bijaksana.