Seneca: “Jika engkau hidup selaras dengan alam, engkau tidak akan pernah miskin; tetapi jika engkau hidup ...
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, pernah berkata:
"If you live in harmony with nature you will never be poor; if you live according to what others think, you will never be rich."
(“Jika engkau hidup selaras dengan alam, engkau tidak akan pernah miskin; tetapi jika engkau hidup mengikuti pikiran orang lain, engkau tidak akan pernah menjadi kaya.”)
Kutipan ini bukan hanya sebuah pernyataan filosofis, tetapi juga kritik tajam terhadap cara hidup modern yang sering kali menjauh dari kodrat manusia dan terlalu tunduk pada ekspektasi sosial. Seneca mengingatkan kita bahwa kemiskinan dan kekayaan sejati tidak diukur dari materi, tetapi dari kedekatan kita dengan kodrat alami dan kemerdekaan dari penilaian orang lain.
Hidup Selaras dengan Alam: Jalan Menuju Kepuasan Batin
Dalam filsafat Stoik, hidup “selaras dengan alam” tidak hanya berarti hidup di pedesaan atau mencintai lingkungan. Yang dimaksud adalah hidup sesuai dengan kodrat manusia—menggunakan akal sehat, menjunjung kebajikan, dan menerima realitas sebagaimana adanya.
Orang yang hidup selaras dengan alam adalah mereka yang tidak diperbudak oleh nafsu, tidak tergila-gila pada harta benda, dan tidak hidup dalam kecemasan akan masa depan. Mereka memiliki cukup, karena cukup adalah bagian dari kebijaksanaan. Dalam dunia yang penuh dorongan untuk “memiliki lebih”, mereka yang hidup dengan cukup justru adalah mereka yang tidak pernah merasa miskin.
Mengikuti Pendapat Orang Lain: Jalan Menuju Kemiskinan Jiwa
Seneca menegaskan bahwa hidup berdasarkan penilaian orang lain justru membawa kita menjauh dari kebahagiaan dan kekayaan sejati. Ketika kita mengukur nilai hidup dari likes, komentar, prestasi lahiriah, atau status sosial, maka kita terus merasa kurang. Standar orang lain akan menjadi penjara tak kasatmata yang membuat kita terus berusaha memenuhi harapan eksternal, tanpa pernah benar-benar puas.