Thales dari Miletus: Pemikir Revolusioner yang Membuka Pintu Filsafat dan Sains
- Image Creator/handoko
Jakarta, WISATA – Di tengah dunia kuno yang sarat mitos dan kisah para dewa, muncul seorang tokoh revolusioner dari kota Miletus di Asia Kecil (kini bagian dari Turki) yang mengguncang cara manusia memahami dunia. Sosok tersebut adalah Thales, seorang filsuf yang tidak hanya menjadi tonggak awal filsafat Barat, tetapi juga pelopor dalam pendekatan ilmiah dan logis terhadap realitas.
Thales dikenal sebagai filsuf pertama dalam sejarah peradaban Barat. Ia dianggap sebagai tokoh yang memutus rantai penjelasan mitologis dan menggantinya dengan pemikiran rasional. Ia adalah titik awal dari lahirnya cara berpikir ilmiah yang memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, matematika, hingga filsafat modern.
Menggagas Alam dari Air
Pemikiran Thales yang paling terkenal adalah gagasannya bahwa air adalah unsur dasar dari segala sesuatu. Dalam masyarakat Yunani kuno yang saat itu masih kuat dipengaruhi oleh kisah-kisah dewa dan mitologi, pandangan ini sangat mengejutkan.
Alih-alih menyandarkan penjelasan pada cerita spiritual atau adikodrati, Thales menawarkan pendekatan logis: segala sesuatu berasal dari satu substansi dasar yang dapat diamati langsung di dunia nyata, yaitu air. Menurutnya, air memiliki sifat unik—dapat berubah wujud menjadi es, uap, dan cairan—yang menunjukkan fleksibilitasnya sebagai unsur fundamental.
Gagasan ini kemudian menandai pergeseran penting dalam sejarah pemikiran manusia: dari mitos menuju logos, dari keyakinan menuju rasionalitas.
Prediksi Gerhana dan Kecerdasan Praktis