Demokritos dan Atomisme: Asal-Usul Dunia Menurut Ilmu dan Rasio
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA – Di antara deretan filsuf pra-Sokratik yang mencoba mengurai misteri kosmos, Demokritos (460–370 SM) menonjol sebagai tokoh yang merumuskan teori atomisme paling sistematis di zamannya. Berbeda dengan para pendahulunya yang mengajukan satu atau beberapa unsur pokok, ia dan gurunya, Leukipus, meyakini bahwa segala wujud di alam semesta tersusun dari partikel tak terpecah—atom—yang bergerak di ruang hampa. Dengan pendekatan yang menekankan rasio dan observasi, Demokritos meletakkan fondasi penting bagi sains modern. Artikel ini mengulas perjalanan pemikiran Demokritos, prinsip-prinsip atomismenya, dan relevansinya bagi ilmu pengetahuan kontemporer.
Latar Belakang Kehidupan Demokritos
Demokritos lahir di Abdera, kota pelabuhan di pantai timur Laut Aegea, sekitar tahun 460 SM. Berasal dari keluarga bangsawan, ia memiliki kesempatan mengembara ke Mesir, Persia, bahkan India untuk menimba ilmu. Namun, ia lebih tertarik menekuni pertanyaan metafisik dan kosmologis:
“Apa hakikat paling dasar dari segala sesuatu?”
Di tengah gegap gempita mitos dan cerita para dewa, Demokritos memulai pencarian yang lebih bersandar pada akal dan penalaran. Melalui dialog-dialog dengan rekan-rekannya, ia menyusun teori atomisme, sekaligus menolak campur tangan makhluk gaib dalam proses alam.
Prinsip Dasar Atomisme Demokritos
Atomisme Demokritos berpegang pada beberapa prinsip kunci: