Friedrich Nietzsche: “Keindahan adalah Perlawanan terhadap Keburukan yang Mengakar dalam Kehidupan”

Friedrich Nietzsche
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Friedrich Nietzsche, filsuf Jerman yang karya‑karyanya mengguncang pemikiran modern, memberi kita banyak refleksi mendalam tentang nilai, seni, dan eksistensi. Salah satu ungkapannya yang tajam menyatakan bahwa Keindahan adalah perlawanan terhadap keburukan yang mengakar dalam kehidupan.” Dengan kalimat ini, Nietzsche menegaskan bahwa kehadiran indah—dalam bentuk seni, sikap, atau tindakan—berfungsi sebagai kekuatan penawar terhadap sisi gelap dunia.

Massimo Pigliucci: "Jangan Membuang Waktu Mengeluh. Gunakan Waktumu untuk Mencari Solusi."

Estetika sebagai Tindakan Perlawanan

Bagi Nietzsche, estetika tidak sekadar soal rasa senang melihat atau mendengar, tetapi juga bentuk sikap aktif melawan kehampaan dan penderitaan. Keindahan lahir ketika jiwa, dicerahkan oleh inspirasi artistik atau moral, menolak untuk tenggelam dalam amarah, keputusasaan, atau kemunafikan. Dalam pandangannya, mencipta dan menghargai yang indah merupakan upaya mengukir makna di tengah absurditas eksistensi.

Massimo Pigliucci: Kebahagiaan Sejati Tidak Berasal dari Eksternal, Tapi dari Cara Kita Menjalani Hidup dengan Kebajikan

Seni dan Kebaharuan Hidup

Nietzsche sering memuji seni karena kemampuannya merekonstruksi pengalaman batin. Ketika keburukan—kekerasan, ketidakadilan, atau keserakahan—mengakar dalam tatanan sosial, seni hadir sebagai cermin sekaligus oase. Lukisan, musik, puisi, atau gerak tari menampilkan dunia seolah dibentengi harapan. Dengan meresapi keindahan, kita memperoleh kekuatan untuk bertahan, berontak, dan bahkan menemukan peluang baru di tengah krisis.

Massimo Pigliucci: “Ketika Kamu Merasa Marah atau Kecewa, Tanyakan: Apakah Ini Dalam Kendaliku?”

Keindahan yang Meleburkan Kepahitan

Di antara dualitas manusia, ada sisi nafsu yang merusak dan naluri yang menciptakan. Nietzsche menegaskan bahwa keindahan memberi jalan keluar: ia melebur kepahitan menjadi kekaguman, menyalurkan energi destruktif menjadi daya kreatif. Seseorang yang tertekan oleh realitas pahit namun mampu menciptakan karya indah, sesungguhnya mengubah rasa sakit menjadi sumber kekuatan.

Halaman Selanjutnya
img_title