25 Kutipan William B. Irvine: Filsuf Modern yang Menyederhanakan Stoikisme bagi Dunia Modern

William B. Irvine
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta, WISATA - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh distraksi, ekspektasi, dan tekanan sosial, Stoikisme muncul kembali sebagai pelita bijak yang menenangkan. Salah satu tokoh penting dalam kebangkitan Stoikisme modern adalah William B. Irvine, seorang profesor filsafat dari Wright State University, yang telah memperkenalkan kembali ajaran-ajaran kuno ini dalam bahasa yang mudah dimengerti, terutama bagi generasi modern.

Mengapa Filsafat Bukan Hanya Teori, Tapi Menjadi Cara Hidup? Ini Penjelasan Pigliucci

Melalui karya terkenalnya seperti “A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy” dan “The Stoic Challenge”, Irvine menawarkan pendekatan praktis untuk hidup dengan ketenangan, kendali diri, dan makna. Berikut ini adalah 25 kutipan terbaik William B. Irvine yang mampu membuka cara berpikir baru tentang hidup, kesedihan, ambisi, dan kebahagiaan—dengan gaya Stoik yang sederhana, tetapi dalam.

1–10: Tentang Kendali Diri dan Emosi

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Epictetus? Begini Penjelasan Massimo Pigliucci

1.     “We can’t control the world, but we can control our reaction to it.”
(Kita tidak bisa mengendalikan dunia, tapi kita bisa mengendalikan reaksi kita terhadapnya.)

2.     “Stoics don’t suppress emotions—they reframe them.”
(Stoik tidak menekan emosi, mereka membingkainya ulang.)

Panduan Singkat dari Massimo Pigliucci Membangun Kekuatan Diri dengan Stoisisme

3.     “When we react angrily, we give control to others.”
(Saat kita bereaksi dengan marah, kita menyerahkan kendali kepada orang lain.)

4.     “A calm mind is a powerful weapon in a chaotic world.”
(Pikiran yang tenang adalah senjata ampuh di dunia yang kacau.)

5.     “It is not events that disturb us, but our opinions about them.”
(Bukan peristiwa yang mengganggu kita, melainkan pendapat kita tentangnya.)

6.     “Happiness is not found in acquisition, but in appreciation.”
(Kebahagiaan tidak ditemukan dalam memiliki, melainkan dalam menghargai.)

7.     “You suffer more in imagination than in reality.”
(Kamu lebih banyak menderita dalam bayangan daripada kenyataan.)

8.     “By practicing misfortune, we learn to stop fearing it.”
(Dengan melatih diri menghadapi kesulitan, kita belajar berhenti takut padanya.)

9.     “Don't try to control others; control how you respond to them.”
(Jangan coba mengendalikan orang lain; kendalikan bagaimana kamu merespons mereka.)

10.  “Even in adversity, we can find an opportunity to grow.”
(Bahkan dalam kesulitan, kita bisa menemukan kesempatan untuk tumbuh.)

11–20: Tentang Tujuan, Kehidupan, dan Kebahagiaan

11.  “Modern life is good at distracting us, but bad at teaching us to live well.”
(Kehidupan modern pandai mengalihkan perhatian, tapi buruk dalam mengajarkan cara hidup yang baik.)

12.  “The key to happiness is not having more, but wanting less.”
(Kunci kebahagiaan bukan memiliki lebih, tetapi menginginkan lebih sedikit.)

13.  “We live best by preparing for the worst while hoping for the best.”
(Kita hidup terbaik dengan bersiap untuk yang terburuk sambil berharap pada yang terbaik.)

14.  “When you adopt Stoicism, you take responsibility for your own life.”
(Ketika kamu mengadopsi Stoikisme, kamu mengambil tanggung jawab atas hidupmu sendiri.)

15.  “Every annoyance is a chance to practice patience.”
(Setiap gangguan adalah kesempatan untuk melatih kesabaran.)

16.  “Discontent is born from comparison.”
(Ketidakpuasan lahir dari perbandingan.)

17.  “Real success is not external achievement, but inner tranquility.”
(Kesuksesan sejati bukan pencapaian eksternal, melainkan ketenangan batin.)

18.  “To live like a Stoic is to live with intention.”
(Hidup seperti Stoik berarti hidup dengan niat yang jelas.)

19.  “Anticipating setbacks makes them less painful.”
(Mengantisipasi hambatan membuatnya kurang menyakitkan.)

20.  “You can train your mind, just like you train your body.”
(Kamu bisa melatih pikiran seperti melatih tubuh.)

21–25: Tentang Stoikisme dan Dunia Modern

21.       “Modern Stoicism is not a return to the past, but a guide for the present.”
(Stoikisme modern bukan kembali ke masa lalu, tapi panduan untuk masa kini.)

22.       “The Stoics didn’t wait for peace—they created it inside themselves.”
(Para Stoik tidak menunggu kedamaian, mereka menciptakannya di dalam diri.)

23.       “The goal is not to escape discomfort, but to master it.”
(Tujuannya bukan lari dari ketidaknyamanan, tetapi menguasainya.)

24.       “The best way to prepare for life is to live it consciously.”
(Cara terbaik mempersiapkan hidup adalah dengan menjalani hidup secara sadar.)

25.       “Stoicism is a philosophy for warriors of the mind.”
(Stoikisme adalah filsafat bagi para pejuang pikiran.)

Stoikisme Itu Relevan, Simpel, dan Bisa Dilatih

Kutipan-kutipan William B. Irvine membuktikan bahwa Stoikisme bukan filosofi kaku atau kuno. Sebaliknya, ia adalah alat mental praktis untuk hidup lebih sadar, lebih tenang, dan lebih kuat dalam menghadapi dunia yang serba cepat. Baik kamu pelajar, profesional muda, atau orang tua yang ingin hidup lebih tenang, Stoikisme adalah sahabat berpikir yang bisa dilatih setiap hari.