Stoikisme untuk Remaja dan Gen Z: Menemukan Ketenangan di Era Serba Cemas

Tokoh stoicisme modern Ryan Holiday
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang begitu cepat, penuh tekanan media sosial, krisis iklim, ekonomi yang tidak menentu, dan tuntutan eksistensi digital, remaja dan Generasi Z menghadapi tantangan psikologis yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. Kecemasan, overthinking, FOMO (Fear of Missing Out), dan burnout menjadi isu yang sangat nyata.

“Bersyukurlah atas Apa yang Kamu Miliki, Tetapi Jangan Menjadi Budak Keinginan yang Tak Berujung” – Massimo Pigliucci

Namun, ada satu filosofi kuno yang justru kembali relevan dan mulai banyak dibicarakan di TikTok, YouTube, hingga podcast modern: Stoikisme.

Apakah filsafat berusia lebih dari 2000 tahun ini bisa membantu remaja dan Gen Z hari ini? Jawabannya mengejutkan: iya, bahkan sangat relevan.

Massimo Pigliucci: “Belajarlah untuk Menerima Kehilangan dengan Kepala Tegak, Karena Dunia Ini Bersifat Sementara”

Mengapa Stoikisme Relevan untuk Gen Z?

Stoikisme adalah filsafat hidup yang mengajarkan kita untuk:

  • Fokus hanya pada hal yang bisa kita kendalikan,
  • Tidak bereaksi berlebihan terhadap hal-hal di luar kendali kita,
  • Tetap tenang dalam tekanan,
  • Menyadari pikiran negatif dan menggantinya dengan pemikiran rasional.
Marcus Aurelius: Hidup Tanpa Ceroboh, Bicara Tanpa Bingung, Berpikir Tanpa Kabur

Bagi banyak remaja dan Gen Z yang terus-menerus dihujani informasi, ekspektasi, dan drama digital, prinsip-prinsip ini bisa menjadi semacam “perisai mental.”

Halaman Selanjutnya
img_title