Socrates vs. Kaum Sofis: Kritik Pedas dan Pengakuan Kontribusi dalam Sejarah Filsafat
- Image Creator/Handoko
Kaum Sofis terkenal dengan gagasan bahwa tidak ada kebenaran yang absolut. Salah satu tokoh utama mereka, Protagoras, menyatakan bahwa "Manusia adalah ukuran segala sesuatu", yang berarti bahwa setiap individu memiliki standar kebenaran masing-masing.
Socrates menolak gagasan ini karena menurutnya, jika kebenaran bersifat relatif, maka tidak ada dasar moral yang kokoh untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Dalam dialog Theaetetus, Plato mengisahkan bagaimana Socrates berdebat dengan murid-murid kaum Sofis mengenai bahaya dari pemikiran yang mengabaikan standar kebenaran yang universal.
b. Retorika tanpa Etika
Kaum Sofis dikenal sebagai guru retorika yang mengajarkan cara berargumen secara persuasif, terutama bagi para politikus dan pengacara. Namun, menurut Socrates, mereka tidak peduli apakah argumen mereka didasarkan pada kebenaran atau tidak.
Dalam Gorgias, Plato menampilkan dialog antara Socrates dan seorang Sofis bernama Gorgias, di mana Socrates mempertanyakan apakah retorika yang diajarkan oleh kaum Sofis benar-benar bertujuan untuk mencari kebenaran atau hanya sekadar alat manipulasi untuk memenangkan debat.
Bagi Socrates, pengetahuan sejati haruslah memiliki dasar etika, bukan sekadar alat untuk mempengaruhi opini publik.
c. Mengkomersialkan Ilmu Pengetahuan