Penelitian Ungkap Bagaimana RNA Berpindah antar Sel untuk Mengendalikan Gen Lintas Generasi
- Instagram/the_biology_diaries
Malang, WISATA – Obat-obatan berbasis RNA adalah salah satu cara yang paling menjanjikan untuk melawan penyakit manusia, seperti yang ditunjukkan oleh keberhasilan vaksin RNA dan terapi double-stranded RNA (dsRNA) baru-baru ini. Namun meski penyedia layanan kesehatan kini berhasil mengembangkan obat yang menggunakan dsRNA untuk secara akurat menargetkan dan membungkam gen penyebab penyakit, tantangan besarnya tetap ada yaitu memasukkan molekul RNA yang berpotensi menyelamatkan nyawa ini ke dalam sel secara efisien.
Peneliti Universitas Maryland menggunakan cacing gelang mikroskopis sebagai model untuk menyelidiki bagaimana molekul dsRNA secara alami memasuki sel dan mempengaruhi banyak generasi mendatang. Tim tersebut menemukan berbagai jalur bagi dsRNA untuk memasuki sel cacing -- sebuah temuan yang dapat membantu meningkatkan metode pemberian obat pada manusia.
Tim menemukan bahwa protein yang disebut SID-1, yang bertindak sebagai penjaga gerbang transfer informasi menggunakan dsRNA, juga berperan dalam mengatur gen lintas generasi.
Ketika para peneliti menghilangkan protein SID-1, mereka mengamati bahwa cacing tersebut secara tak terduga menjadi lebih baik dalam meneruskan perubahan ekspresi gen kepada keturunannya. Faktanya, perubahan ini bertahan selama lebih dari 100 generasi, bahkan setelah SID-1 dikembalikan kepada cacing.
Menariknya, protein serupa dengan SID-1 ditemukan pada hewan lain, termasuk manusia.
Jika kita dapat mempelajari bagaimana protein ini mengendalikan transfer RNA antar sel, kita berpotensi mengembangkan pengobatan yang lebih tepat sasaran untuk penyakit manusia dan bahkan mungkin mengendalikan pewarisan kondisi penyakit tertentu.
Tim peneliti juga menemukan gen yang disebut sdg-1 yang membantu mengatur 'gen pelompat' urutan DNA yang cenderung berpindah atau menyalin dirinya ke lokasi berbeda pada kromosom.