Bulan Tetap Terang di Malam Gelap: Inspirasi dari Jalaluddin Rumi untuk Menghadapi Hidup
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Jalaluddin Rumi, seorang penyair sufi yang terkenal dengan kebijaksanaannya, menyampaikan pesan penuh makna dalam kutipannya: "Bulan tetap terang ketika tidak menghindari malam." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa kegelapan, atau tantangan hidup, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan manusia. Seperti bulan yang tetap bersinar meskipun dikelilingi oleh gelapnya malam, kita pun diajak untuk tetap teguh, kuat, dan bersinar di tengah ujian hidup.
Dalam kehidupan modern, pesan ini memiliki relevansi yang luar biasa. Banyak dari kita menghadapi tekanan pekerjaan, hubungan, hingga ketidakpastian masa depan. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa satu dari empat orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental akibat tekanan hidup, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda.
Mengapa Kegelapan adalah Bagian dari Kehidupan?
Kegelapan dalam kehidupan sering diartikan sebagai kesulitan, tantangan, atau rasa sakit. Namun, Rumi mengajarkan bahwa kegelapan memiliki tujuan. Dalam salah satu ajarannya, ia menyatakan bahwa tanpa malam, kita tidak dapat menghargai terang. Filosofi ini mengingatkan kita bahwa setiap kesulitan memberikan pelajaran dan kekuatan untuk berkembang.
Sebuah studi dari American Journal of Psychology mengungkapkan bahwa individu yang mampu menghadapi tantangan dengan sikap positif cenderung memiliki kesejahteraan emosional yang lebih baik. Mereka memandang masalah bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Bulan sebagai Simbol Keteguhan
Bulan dalam kutipan Rumi dapat diibaratkan sebagai simbol keteguhan dan keberanian. Ia tidak takut gelapnya malam karena ia memahami perannya sebagai penerang. Bagi manusia, pelajaran ini sangat penting. Di tengah berbagai tantangan, kita harus menyadari bahwa kita memiliki cahaya dalam diri kita—entah itu berupa harapan, tekad, atau cinta dari orang-orang di sekitar.
Para psikolog menyebut konsep ini sebagai "resilience" atau daya lenting. Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of California, daya lenting adalah kunci untuk menghadapi stres dan trauma. Orang dengan daya lenting tinggi cenderung lebih cepat bangkit dari kegagalan dan melanjutkan hidup dengan semangat yang baru.
Tetap Bersinar di Tengah Tantangan
Seperti bulan yang tidak berhenti bersinar di malam hari, manusia pun diajak untuk tetap berusaha meskipun dalam kondisi sulit. Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Menerima Keadaan
Langkah pertama adalah menerima bahwa kegelapan adalah bagian dari hidup. Dengan penerimaan ini, kita dapat memulai perjalanan untuk menemukan solusi tanpa terjebak dalam penolakan atau penyesalan.
2. Mengembangkan Ketahanan Diri
Daya lenting dapat dikembangkan melalui meditasi, olahraga, atau membangun hubungan positif dengan orang-orang di sekitar.
3. Mencari Inspirasi dari Orang Lain
Banyak tokoh terkenal yang telah menghadapi kesulitan besar dalam hidup mereka. Belajar dari pengalaman mereka dapat memberikan motivasi dan perspektif baru.
Relevansi Kutipan Rumi di Era Digital
Di era digital ini, di mana media sosial sering menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, pesan Rumi menjadi pengingat yang penting. Banyak orang merasa tertinggal atau tidak cukup baik ketika membandingkan diri mereka dengan orang lain. Namun, Rumi mengajarkan bahwa setiap individu memiliki perjalanan uniknya sendiri, termasuk tantangan yang harus dihadapi.
Data dari laporan Digital 2023 menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan hampir 8 jam per hari di dunia maya. Ironisnya, semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin besar kemungkinan seseorang merasa cemas atau tidak puas dengan kehidupannya. Oleh karena itu, penting untuk mengingat bahwa apa yang terlihat di permukaan belum tentu mencerminkan kenyataan.
Kutipan Jalaluddin Rumi "Bulan tetap terang ketika tidak menghindari malam" mengajarkan kita untuk melihat tantangan hidup sebagai bagian yang alami dari perjalanan. Seperti bulan yang bersinar di malam hari, manusia juga mampu bersinar di tengah kegelapan jika mau menerima, belajar, dan tumbuh dari pengalaman mereka. Dalam dunia yang penuh tekanan dan ketidakpastian, pesan ini menjadi pengingat untuk tetap teguh dan percaya pada cahaya dalam diri kita.