Niccolò Machiavelli: “Keberuntungan Adalah Separuh dari Hidup Kita, Separuh Lainnya Tergantung pada Tindakan Kita”
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Niccolò Machiavelli, seorang filsuf dan penulis Italia terkenal, memberikan pandangan mendalam tentang hubungan antara keberuntungan dan usaha manusia dalam hidup. Dalam kutipannya, “Keberuntungan adalah separuh dari hidup kita, separuh lainnya tergantung pada tindakan kita,” Machiavelli menggambarkan keseimbangan antara apa yang tidak dapat kita kendalikan dan apa yang berada dalam kendali kita.
Pernyataan ini memiliki relevansi yang luar biasa di zaman modern, terutama ketika manusia terus mencari cara untuk menghadapi tantangan hidup yang kompleks. Artikel ini akan membahas makna dari kutipan tersebut, bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan pelajaran yang dapat diambil untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna.
Keberuntungan: Faktor yang Tidak Bisa Dielakkan
Dalam kehidupan, keberuntungan sering kali menjadi elemen yang sulit diprediksi. Tidak sedikit orang yang merasa hidup mereka berubah karena peristiwa kebetulan—baik itu mendapatkan pekerjaan impian, bertemu pasangan hidup, atau mengalami kesuksesan mendadak.
Namun, Machiavelli mengingatkan bahwa keberuntungan hanya mengisi sebagian kecil dari hidup kita. Hal ini juga didukung oleh data dari Harvard Business Review yang menyebutkan bahwa 45% kesuksesan seorang individu bergantung pada peluang yang muncul, tetapi sisanya ditentukan oleh kerja keras dan strategi.
Di Indonesia, konsep keberuntungan sering diasosiasikan dengan istilah seperti “rezeki sudah diatur” atau “nasib baik.” Meski begitu, masyarakat kita juga diajarkan untuk tidak hanya bergantung pada keberuntungan, melainkan berusaha sekuat tenaga agar peluang yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tindakan: Kunci Mengelola Keberuntungan