Cara Stoikisme Mengusir Stres: Panduan Praktis dari Donald Robertson dan Jonas Salzgeber
- Tangkapan Layar
Jakarta, WISATA - Di tengah tekanan hidup modern, Stoikisme—filsafat kuno dari Yunani—telah berkembang menjadi solusi praktis untuk mengatasi stres dan kecemasan. Donald Robertson, seorang psikoterapis dan penulis buku How to Think Like a Roman Emperor, bersama Jonas Salzgeber, penulis The Little Book of Stoicism, menawarkan cara-cara praktis yang relevan untuk mengaplikasikan prinsip Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Stoikisme?
Stoikisme adalah mazhab filsafat yang didirikan oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM. Inti ajarannya adalah fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima hal-hal di luar kendali dengan lapang dada. Prinsip ini relevan untuk menghadapi tantangan hidup modern, di mana stres sering kali muncul akibat keinginan untuk mengendalikan segalanya.
Tokoh-tokoh besar seperti Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca meninggalkan karya-karya yang mengajarkan cara hidup dengan kebijaksanaan, ketenangan, dan kebajikan. Prinsip-prinsip mereka terus diadaptasi hingga kini oleh tokoh seperti Donald Robertson dan Jonas Salzgeber.
Mengapa Stoikisme Efektif untuk Mengatasi Stres?
Donald Robertson, dalam bukunya, mengaitkan Stoikisme dengan teknik psikologi modern seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Ia menjelaskan bahwa prinsip Stoikisme, seperti mengubah cara pandang terhadap masalah dan fokus pada tindakan yang bisa dilakukan, membantu meredakan stres dan kecemasan.
Jonas Salzgeber juga menekankan pentingnya perspektif dalam menghadapi stres. Dalam bukunya, ia menjelaskan bagaimana Stoikisme membantu seseorang mengidentifikasi apa yang benar-benar penting, sehingga energi mental tidak terbuang pada hal-hal yang tidak relevan.
Pendekatan Praktis Stoikisme untuk Mengatasi Stres
- Dikotomi Kendali
Konsep ini menekankan untuk hanya memfokuskan diri pada hal-hal yang berada dalam kendali kita, seperti pikiran, tindakan, dan keputusan. Robertson menyebut ini sebagai langkah awal untuk meredakan stres karena banyak tekanan berasal dari mencoba mengendalikan sesuatu yang tidak mungkin. - Premeditatio Malorum
Salzgeber merekomendasikan latihan mental ini, yaitu membayangkan skenario terburuk untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi sulit. Dengan cara ini, kita dapat meredakan rasa takut terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. - Menuliskan Kekhawatiran
Robertson menyarankan untuk mencatat sumber stres dan menganalisisnya dengan logis. Langkah ini membantu menguraikan pikiran yang kusut dan memberikan rasa kontrol. - Latihan Bersyukur
Salzgeber mendorong pembaca untuk mengadopsi kebiasaan bersyukur sebagai cara untuk memfokuskan pikiran pada hal-hal positif. Kebiasaan ini dapat mengurangi tekanan dan meningkatkan rasa puas.
Contoh Penerapan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-hari
- Mengelola Konflik: Ketika menghadapi kritik atau komentar negatif, gunakan prinsip Stoik dengan bertanya, "Apakah ini hal yang bisa saya kendalikan?" Jika tidak, lepaskan.
- Menghadapi Tekanan Pekerjaan: Fokus pada tugas yang dapat dilakukan dengan baik daripada memikirkan hasil akhir yang tidak selalu dapat dikontrol.
- Mengatasi Rasa Takut Gagal: Gunakan premeditatio malorum untuk membayangkan kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, bukan akhir dari segalanya.
Mengapa Generasi Modern Memilih Stoikisme?
- Relevansi dengan Teknologi Modern
Media sosial sering menjadi pemicu stres, tetapi Stoikisme mengajarkan untuk tidak terpengaruh oleh opini orang lain. Prinsip ini membantu mengurangi tekanan sosial yang dirasakan banyak orang. - Kesederhanaan Filosofi
Stoikisme tidak memerlukan ritual atau kepercayaan yang rumit, sehingga mudah diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. - Panduan untuk Hidup Bermakna
Di tengah gaya hidup yang sering berfokus pada pencapaian materi, Stoikisme menawarkan alternatif dengan menekankan pada kebajikan, kebijaksanaan, dan rasa syukur.
Donald Robertson dan Jonas Salzgeber telah berhasil menghidupkan kembali Stoikisme sebagai pendekatan praktis untuk mengatasi stres di era modern. Dengan menerapkan prinsip seperti dikotomi kendali, premeditatio malorum, dan latihan bersyukur, kita dapat menghadapi tekanan hidup dengan lebih tenang dan bijaksana.
Stoikisme bukan hanya filosofi kuno, tetapi juga alat yang relevan untuk membantu kita menjalani kehidupan yang lebih bermakna di tengah kompleksitas dunia modern.