NDORO KAKUNG*: Takut Kena PHK? Tenang, Banyak Peluang Baru bagi Wartawan Indonesia di Era Gig Economy
- FB: ndorokakungwicaksono
Jakarta, WISATA – Pemilik media sedang cemas. Pekerja dan wartawannya lebih cemas lagi.
Industri media Indonesia saat ini memang menghadapi tantangan serius.
Penurunan pendapatan iklan, pergeseran preferensi audiens ke platform digital, dan persaingan dari media berbasis teknologi telah menyebabkan banyak perusahaan media konvensional harus memangkas biaya, termasuk pengurangan jumlah wartawan.
Sampeyan tidak perlu ikut cemas.
Di tengah ancaman ini, masa depan menawarkan peluang baru. Salah satu pendiri LinkedIn, Reid Hoffman, meramalkan, pekerjaan tradisional, bekerja dari pukul 09.00-17.00, akan punah pada 2034, digantikan oleh revolusi gig economy, di mana fleksibilitas dan diversifikasi pekerjaan menjadi norma baru.
Era Gig Economy: Cahaya di Tengah Ancaman
Dalam video yang sempat viral, Hoffman menyatakan bahwa AI dan teknologi akan mengubah cara kita bekerja.
Ia memperkirakan, dalam satu dekade, 50% penduduk AS akan menjadi pekerja lepas.
Prediksi ini relevan bagi wartawan Indonesia yang juga sedang menghadapi ketidakpastian karier.
Gig economy menawarkan peluang baru, di antaranya:
Penulis Lepas (Freelance Writer): Wartawan dapat menulis untuk berbagai publikasi internasional, blog, atau media independen yang terus berkembang di dunia digital. Peluang lain, menjadi editor penerbitan dan media internasional.
Syaratnya, menguasai bahasa asing (Inggris).
Konsultan Media dan Komunikasi: Menjadi ahli strategi komunikasi untuk perusahaan yang membutuhkan narasi kuat dalam pemasaran atau kampanye digital.