Coding, Kreativitas, dan Etika: Mana yang Harus Diprioritaskan dalam Pendidikan Anak di Era Digital?
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Di era digital yang semakin berkembang pesat, teknologi dan kreativitas kini menjadi dua kekuatan utama yang membentuk masa depan. Pendidikan anak pun tak luput dari pengaruh revolusi digital ini. Salah satu keterampilan yang saat ini mendapatkan perhatian lebih adalah coding (pemrograman komputer). Namun, di tengah antusiasme untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia teknologi, muncul pertanyaan penting: mana yang harus diprioritaskan dalam pendidikan anak di era digital ini—coding, kreativitas, atau etika?
Coding sebagai Keterampilan Penting di Era Digital
Coding telah menjadi salah satu keterampilan paling dicari di dunia kerja saat ini. Organisasi global seperti World Economic Forum memprediksi bahwa di masa depan, banyak pekerjaan akan melibatkan teknologi dan otomatisasi, sehingga pemahaman tentang coding menjadi penting bagi generasi muda. Di banyak negara, coding kini telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah dasar, dengan harapan anak-anak akan memiliki kemampuan untuk berpikir logis, menyelesaikan masalah, dan berkreasi melalui teknologi.
Menurut laporan European Commission tahun 2020, sekitar 56% anak-anak di Uni Eropa mulai belajar coding di usia sekolah dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan ini di dunia yang semakin digital. Coding bukan hanya soal menulis kode; ia mengajarkan anak untuk berpikir secara algoritmik dan sistematis, memecahkan masalah dengan cara yang kreatif, serta bekerja dalam tim untuk mengembangkan proyek.
Kreativitas dalam Pendidikan Anak: Kunci untuk Pengembangan Karakter
Namun, meskipun coding sangat penting, banyak ahli pendidikan berpendapat bahwa kreativitas adalah aspek yang tidak boleh diabaikan dalam pendidikan anak. Kreativitas berfungsi sebagai fondasi bagi inovasi dan pemecahan masalah, yang lebih penting lagi, sebagai kemampuan yang akan terus dibutuhkan oleh manusia, bahkan di dunia yang sangat terotomatisasi sekalipun.
Menurut Sir Ken Robinson, seorang ahli pendidikan ternama, sistem pendidikan harus menempatkan kreativitas sebagai elemen yang sangat penting, mengingat kemampuan untuk berpikir kreatif akan sangat menentukan bagaimana anak-anak akan menghadapi tantangan hidup. Kreativitas juga mendorong anak untuk berpikir kritis, berimajinasi, dan menemukan solusi baru dalam berbagai bidang, dari seni hingga teknologi.