Kehidupan Adalah Mimpi: Memahami Pesan Filosofis Fyodor Dostoevsky

Fyodor Dostoevsky (1821–1881)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Fyodor Dostoevsky, penulis besar Rusia, pernah berkata, "Kehidupan itu seperti mimpi, dan hanya setelah kita mati kita akan memahami arti dari mimpi itu." Kutipan ini mengundang pembaca untuk merenungkan esensi kehidupan, kematian, dan realitas. Sebagai filsuf dan penulis yang karyanya mendalami sisi gelap dan terang jiwa manusia, Dostoevsky sering kali mengungkap tema-tema eksistensial yang abadi.

Seneca: Hidup Kita Tidak Pendek, Kita Sendiri yang Menyia-nyiakannya

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna di balik kutipan tersebut, relevansinya dalam kehidupan modern, serta bagaimana karya-karya Dostoevsky tetap relevan dalam memahami perjalanan hidup manusia.

Makna Filosofis di Balik "Kehidupan Adalah Mimpi"

Marcus Aurelius: Mencari Kebenaran, Bukan Ego — Seni Menerima Kritik demi Hidup yang Lebih Bijak

Dalam pandangan Dostoevsky, kehidupan adalah sebuah perjalanan penuh misteri, di mana manusia sering kali terjebak dalam pencarian makna yang tidak terlihat jelas. Pandangan ini sejalan dengan pemikiran eksistensialis, yang menekankan pada pertanyaan tentang keberadaan dan tujuan manusia.

1. Kehidupan sebagai Ilusi yang Kompleks

Seneca: Jangan Takut Mati, Jika Ingin Hidup Layaknya Manusia Seutuhnya

Konsep kehidupan sebagai mimpi mencerminkan gagasan bahwa realitas mungkin tidak selalu seperti yang terlihat. Menurut filsafat eksistensial, manusia sering kali terjebak dalam rutinitas dan ilusi duniawi, tanpa menyadari tujuan sejati dari hidup mereka. Kutipan Dostoevsky ini mengajak kita untuk mempertanyakan realitas yang kita hadapi.

2. Kematian sebagai Pencerahan

Halaman Selanjutnya
img_title