Takdir yang Lebih Besar: Pelajaran Kerendahan Hati dari Pemikiran Leo Tolstoy

Leo Tolstoy Sastrawan dan Filsuf Rusia
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan yang penuh dengan lika-liku, kita sering kali merasa memiliki kendali penuh atas apa yang terjadi. Namun, Leo Tolstoy, salah satu tokoh sastra terbesar sepanjang sejarah, mengingatkan kita bahwa kehidupan bukan hanya tentang apa yang bisa kita kontrol. "Kita semua, baik itu orang bijak atau orang bodoh, hanya bagian dari takdir yang lebih besar," tulisnya. Pandangan ini bukan hanya menggambarkan kerendahan hati, tetapi juga menyentuh inti dari keberadaan manusia yang terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Agama Sejati Menurut Tolstoy: Kebaikan dan Kasih Sayang Sebagai Inti Ibadah

Tolstoy percaya bahwa manusia, terlepas dari status, kebijaksanaan, atau pencapaian mereka, hanyalah bagian kecil dari rencana besar yang tidak sepenuhnya bisa kita pahami atau kendalikan. Dalam pandangannya, hidup adalah perjalanan yang penuh dengan misteri, dan takdir adalah elemen yang mengikat kita semua. Pemikiran ini mengajarkan kita untuk menerima keterbatasan kita sebagai manusia dan menjalani hidup dengan sikap rendah hati.

Takdir dalam Perspektif Tolstoy

Rahasia Kebahagiaan Sejati Menurut Tolstoy: Kebaikan untuk Orang Lain sebagai Kunci Utama

Bagi Tolstoy, takdir bukanlah konsep yang pasif. Sebaliknya, ia melihat takdir sebagai kekuatan yang memberikan arah dan makna pada hidup kita. Dalam karyanya War and Peace, Tolstoy menggambarkan bagaimana tokoh-tokoh dalam novel itu berhadapan dengan situasi yang di luar kendali mereka. Meskipun mereka berusaha keras untuk membuat keputusan terbaik, pada akhirnya, mereka tetap tunduk pada kekuatan takdir yang lebih besar.

Pandangan ini relevan dengan kehidupan modern, di mana manusia sering kali terobsesi dengan kontrol dan kepastian. Kita merencanakan masa depan dengan detail, membuat daftar tujuan hidup, dan merasa kecewa ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Namun, seperti yang dikatakan Tolstoy, kebijaksanaan sejati adalah menerima bahwa ada batasan dalam hidup yang tidak bisa kita kendalikan.

Niccolò Machiavelli: "Kekayaan Akan Hilang, Tetapi Nama Baik Akan Selalu Diingat"

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Stanford mengungkapkan bahwa individu yang memiliki sikap rendah hati dan menerima ketidakpastian hidup cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kebahagiaan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa menerima takdir, seperti yang disarankan Tolstoy, bisa menjadi kunci untuk hidup yang lebih damai.

Kerendahan Hati sebagai Kunci Kebahagiaan

Halaman Selanjutnya
img_title