Mengapa Socrates Dihukum Mati? Mengupas Tuduhan dan Persidangan Filsuf Legendaris

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Persidangan Socrates berlangsung di Athena, dan diajukan oleh tiga orang penuduh: Meletus, seorang penyair yang tidak dikenal; Anytus, seorang politisi berpengaruh; dan Lycon, seorang orator. Mereka menyatakan bahwa ajaran dan perilaku Socrates membahayakan kesejahteraan kota dan merusak fondasi moral serta agama masyarakat Athena.

Socrates: Bapak Filsafat Tanpa Buku, Bagaimana Ia Mengubah Dunia?

Dalam pengadilan tersebut, Socrates membela dirinya dengan berani dan tenang. Ia tidak menggunakan taktik umum yang sering kali digunakan terdakwa untuk memohon belas kasihan atau mencari simpati dari para hakim. Sebaliknya, ia dengan tegas dan jujur mempertahankan pendiriannya. Socrates berargumen bahwa ia tidak pernah merusak pemikiran siapa pun, melainkan justru membantu mereka menemukan kebenaran dengan bertanya dan merangsang pemikiran kritis.

Salah satu momen paling terkenal dalam pembelaannya adalah ketika Socrates berkata bahwa ia hanyalah "lalat pengganggu" yang diutus oleh para dewa untuk menyadarkan warga Athena dari kelalaian mereka. Ia mengklaim bahwa tugasnya sebagai filsuf adalah untuk memeriksa kehidupan orang-orang di sekitarnya dan menantang mereka untuk hidup dengan lebih bijaksana dan berbudi pekerti.

Mengapa Socrates Disebut Bapak Filsafat? Misteri di Balik Sang Filsuf Tanpa Tulisan

Namun, pembelaan ini tidak cukup untuk membebaskannya. Setelah proses persidangan yang singkat, juri yang terdiri dari 501 warga Athena memutuskan bahwa Socrates bersalah atas tuduhan yang diajukan. Dalam pemungutan suara, sebanyak 280 suara menyatakan bahwa Socrates bersalah, sementara 221 suara menolak tuduhan tersebut.

Hukuman Mati dengan Racun Hemlock

Menggali Makna Kebijaksanaan Socrates yang Dikecam Banyak Orang

Setelah dinyatakan bersalah, Socrates diberikan pilihan untuk mengusulkan hukuman alternatif. Sebagai bagian dari proses hukum Athena, terdakwa yang dinyatakan bersalah sering kali diberi kesempatan untuk mengajukan hukuman yang mereka anggap pantas, seperti pengasingan atau denda. Namun, dengan karakter keras dan penuh prinsip, Socrates tidak mengajukan hukuman yang lebih ringan. Sebaliknya, ia dengan berani menyatakan bahwa ia pantas diberi penghargaan karena telah menjalankan tugasnya sebagai seorang filsuf, bukan dihukum.

Keputusan ini membuat juri semakin marah, dan mereka akhirnya memutuskan hukuman mati bagi Socrates. Hukuman tersebut adalah meminum racun hemlock, racun yang umum digunakan dalam eksekusi di Athena.

Halaman Selanjutnya
img_title