Mengapa Socrates Menentang Kaum Sofis? Pertarungan Hebat Filsafat Yunani

Socrates
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Filsafat Yunani kuno merupakan fondasi bagi pemikiran Barat, dengan tokoh-tokoh besar seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Namun, di balik kejayaan pemikiran Yunani, terdapat perdebatan sengit antara dua kubu yang memengaruhi perjalanan filsafat: Socrates dan kaum sofis. Mengapa Socrates begitu menentang kaum sofis, dan apa yang membuat pertarungan ini menjadi momen penting dalam sejarah pemikiran manusia? Artikel ini mengupas tuntas konflik ideologis tersebut, memberikan perspektif unik tentang salah satu perdebatan paling berpengaruh dalam sejarah filsafat.

Kaum Sofis: Filosof atau Manipulator? Mengungkap Peran Mereka di Era Yunani Kuno

Siapa Kaum Sofis?

Kaum sofis adalah kelompok intelektual yang muncul pada abad ke-5 SM di Yunani kuno. Mereka dikenal sebagai guru bayaran yang mengajarkan retorika, seni debat, dan berbagai keterampilan praktis. Dalam masyarakat demokratis seperti Athena, kemampuan berbicara dan meyakinkan audiens adalah kunci untuk sukses di bidang politik dan hukum, sehingga jasa kaum sofis sangat dihargai.

Jejak Kaum Sofis dan Penjilat di Era Modern: Manipulasi Kebenaran yang Tak Lekang Waktu

Namun, kaum sofis juga dikenal karena pandangan relativisme mereka, yang menyatakan bahwa kebenaran bersifat subjektif. Protagoras, salah satu tokoh terkenal kaum sofis, menyatakan, "Manusia adalah ukuran segala sesuatu." Pandangan ini menjadi dasar bagi kaum sofis untuk mengajarkan bahwa kebenaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan situasi, asalkan argumen disampaikan dengan cara yang meyakinkan.

Socrates: Filosof Pencari Kebenaran

Kaum Sofis di Era Modern: Jejak Pemikiran yang Masih Relevan

Di sisi lain, Socrates adalah tokoh filsafat yang menempatkan kebenaran di atas segalanya. Ia percaya bahwa kebenaran bersifat universal dan dapat ditemukan melalui logika serta diskusi mendalam. Berbeda dengan kaum sofis yang mengajarkan keterampilan berbicara demi keuntungan materi, Socrates mengabdikan hidupnya untuk mencari kebijaksanaan tanpa pamrih.

Metode Socrates, yang dikenal sebagai dialektika atau metode tanya jawab, bertujuan untuk mengungkap kebodohan dan mengarahkan orang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran. Ia sering berdebat dengan kaum sofis, menunjukkan kelemahan logis dalam argumen mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title