Hegel dan Dialektika: Bagaimana Konsep Tesis, Antitesis, dan Sintesis Membentuk Dunia

Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam sejarah pemikiran, tidak banyak tokoh yang mampu memberikan dampak begitu mendalam seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Melalui gagasan dialektika yang terkenal—yang terdiri dari konsep tesis, antitesis, dan sintesis—Hegel berhasil membuka cakrawala baru dalam memahami perubahan dan dinamika dunia. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami esensi pemikiran Hegel, menggali makna dari setiap tahap dialektika, dan melihat bagaimana konsep tersebut mampu menjelaskan fenomena sosial, politik, budaya, serta peradaban modern dengan cara yang mudah dipahami.

Kebebasan Berpikir Lahir dari Pengakuan bahwa Kita Tidak Tahu Segalanya: Pelajaran Abadi dari Socrates

Latar Belakang Hegel dan Perkembangan Pemikirannya

Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770–1831) adalah seorang filsuf Jerman yang hidup pada masa pergolakan intelektual di Eropa. Lahir di Stuttgart, Hegel tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan tradisi filsafat Jerman. Pendidikan yang ditempuhnya di Universitas Tübingen dan interaksinya dengan pemikir-pemikir besar pada zamannya turut membentuk dasar bagi gagasan-gagasannya yang revolusioner.

Socrates: “Orang yang Berpikir Dia Tahu Segalanya Sebenarnya Paling Tidak Tahu” — Peringatan Keras bagi Era Digital

Seiring berjalannya waktu, Hegel mengembangkan teori yang menekankan bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak bersifat statis, melainkan selalu dalam proses perubahan yang dialami melalui konflik dan perbedaan. Pemikirannya ini kemudian dituangkan dalam karya-karya penting seperti Fenomenologi Roh dan Ilmu Logika, yang hingga kini masih menjadi rujukan utama dalam studi filsafat.

Memahami Dialektika: Tesis, Antitesis, dan Sintesis

René Descartes: "Untuk Memperbaiki Dunia, Kita Harus Terlebih Dahulu Memperbaiki Diri Kita Sendiri"

1. Konsep Tesis

Tesis merupakan ide awal atau kondisi dasar yang ada pada suatu waktu. Menurut Hegel, setiap keadaan atau pemikiran pasti memiliki landasan awal yang disebut tesis. Tesis ini bisa berupa sebuah ide, konsep, atau kondisi yang kemudian menjadi titik tolak munculnya pertentangan.

Contohnya, dalam konteks sosial-politik, sebuah kebijakan pemerintah yang mengedepankan stabilitas ekonomi bisa dianggap sebagai tesis. Kebijakan tersebut mencerminkan visi awal dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat.

2. Konsep Antitesis

Halaman Selanjutnya
img_title