Metode Socratic: Mengajukan Pertanyaan Lebih Penting daripada Menjawabnya

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Di dunia yang serba cepat dan penuh dengan informasi seperti saat ini, kita cenderung lebih fokus untuk menemukan jawaban dibandingkan mempertanyakan sesuatu. Namun, bagi Socrates, seorang filsuf besar dari Yunani kuno, mengajukan pertanyaan dianggap lebih penting daripada sekadar memberikan jawaban. Metode Socratic, sebuah pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Socrates, telah terbukti bertahan selama berabad-abad dan masih relevan hingga sekarang. Pendekatan ini menekankan pentingnya dialog melalui pertanyaan-pertanyaan yang kritis untuk mengeksplorasi kebenaran, memupuk pemikiran kritis, dan menemukan kebijaksanaan.

Pertanyaan yang Mengubah Dunia: Bagaimana Socrates Menggunakan Dialog untuk Menggali Kebenaran

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa mengajukan pertanyaan lebih penting daripada menjawabnya menurut pandangan Socrates dan bagaimana Metode Socratic bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari serta dalam pendidikan modern.

Siapa Socrates?

Socrates dan Paradoks Pengetahuan: Mengapa Ia Berkata 'Saya Tidak Tahu Apa-apa'?

Socrates adalah seorang filsuf Yunani yang lahir di Athena sekitar tahun 470 SM. Ia tidak meninggalkan karya tulis apa pun, tetapi ajaran dan pemikirannya diabadikan oleh murid-muridnya, terutama Plato. Metode pengajaran Socrates, yang kemudian dikenal sebagai Metode Socratic, bertumpu pada dialog terbuka dan pertanyaan kritis. Berbeda dengan metode pengajaran konvensional yang berfokus pada penyampaian informasi satu arah, Socrates mendorong orang-orang untuk berpikir sendiri melalui rangkaian pertanyaan yang memancing pemikiran kritis dan refleksi mendalam.

Metode ini bertujuan untuk mengeksplorasi asumsi yang mendasari keyakinan seseorang, menantang pandangan yang sudah ada, dan pada akhirnya menggiring seseorang pada pemahaman yang lebih dalam.

Moralitas Berakar pada Kebenaran: Pandangan Plato tentang Etika dan Kehidupan Bermoral

Apa Itu Metode Socratic?

Metode Socratic adalah sebuah teknik diskusi di mana pengajar, alih-alih memberikan jawaban langsung, justru mengajukan serangkaian pertanyaan kepada peserta diskusi. Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk membantu peserta berpikir lebih kritis, mempertanyakan asumsi yang mereka miliki, dan melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.

Tujuan utama dari metode ini bukanlah untuk menemukan jawaban yang pasti, tetapi untuk merangsang proses pemikiran yang mendalam dan kritis. Dalam proses ini, peserta diskusi diharapkan mampu merenungkan ide-ide mereka sendiri, mengidentifikasi kekurangan dalam argumen mereka, dan memperbaiki pemahaman mereka tentang topik yang sedang dibahas.

Contoh penerapan Metode Socratic dapat ditemukan dalam banyak dialog Plato, seperti "Apology" dan "Meno", di mana Socrates sering kali menanyakan definisi konsep-konsep abstrak seperti keadilan, kebajikan, dan pengetahuan. Melalui serangkaian pertanyaan, Socrates menunjukkan bahwa banyak keyakinan yang dipegang oleh orang-orang sering kali didasarkan pada asumsi yang tidak teruji atau tidak konsisten.

Mengapa Mengajukan Pertanyaan Lebih Penting?

Ada beberapa alasan mengapa mengajukan pertanyaan lebih penting daripada sekadar menjawabnya dalam konteks pembelajaran dan pengembangan diri. Berikut beberapa alasannya:

1.    Membangun Pemikiran Kritis
Mengajukan pertanyaan membantu memupuk pemikiran kritis. Pertanyaan yang tepat dapat memaksa seseorang untuk memikirkan ulang asumsi-asumsi mereka, mencari bukti pendukung, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi, kemampuan untuk berpikir kritis menjadi semakin penting, baik dalam membuat keputusan sehari-hari maupun dalam mengevaluasi informasi yang kita terima.

2.    Mendorong Penemuan Diri
Dengan mengajukan pertanyaan, seseorang dapat diarahkan untuk menemukan jawaban sendiri. Proses ini mendorong pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna, karena individu terlibat aktif dalam mencari solusi daripada hanya menerima jawaban dari orang lain.

3.    Membuka Diskusi yang Lebih Luas
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Metode Socratic sering kali tidak memiliki jawaban yang mudah atau pasti. Hal ini membuka ruang untuk diskusi yang lebih luas, di mana berbagai pandangan dan perspektif dapat dipertimbangkan. Melalui dialog ini, pemahaman yang lebih kompleks dan komprehensif dapat tercapai.

4.    Menghindari Dogma dan Pemikiran Tertutup
Metode Socratic mencegah individu terjebak dalam pemikiran dogmatis atau tertutup. Dengan terus mempertanyakan asumsi dan keyakinan, metode ini memastikan bahwa kita tidak menerima apa pun begitu saja tanpa melalui proses refleksi kritis.

5.    Memupuk Sikap Rendah Hati Intelektual
Socrates terkenal dengan ungkapannya, "Saya tahu bahwa saya tidak tahu." Dengan selalu mengajukan pertanyaan, kita diajak untuk mengakui bahwa ada banyak hal yang kita tidak ketahui. Sikap ini memupuk rendah hati intelektual dan kesadaran bahwa kebijaksanaan sejati berasal dari pengakuan akan keterbatasan pengetahuan kita.

Relevansi Metode Socratic dalam Pendidikan Modern

Metode Socratic tidak hanya relevan dalam konteks filsafat kuno, tetapi juga dalam pendidikan modern. Banyak institusi pendidikan, terutama dalam bidang-bidang seperti hukum, filsafat, dan ilmu sosial, menggunakan Metode Socratic sebagai alat untuk mengembangkan pemikiran kritis di kalangan mahasiswa.

Di sekolah hukum, misalnya, para profesor sering menggunakan pendekatan Socratic dalam pengajaran mereka. Alih-alih memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hukum, mereka akan mengajukan serangkaian pertanyaan yang memaksa mahasiswa untuk menganalisis kasus secara mendalam, mempertimbangkan implikasi hukum yang lebih luas, dan merumuskan argumen yang kuat.

Selain itu, dalam dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk berpikir kritis dan mempertanyakan asumsi yang mendasari keputusan kita menjadi semakin penting. Metode Socratic menawarkan kerangka kerja yang efektif untuk mengembangkan keterampilan ini, baik di ruang kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa Metode Socratic Penting di Era Digital?

Di era digital, di mana informasi dapat diakses dengan mudah, kemampuan untuk memilah informasi yang akurat dan relevan menjadi sangat penting. Metode Socratic mengajarkan kita untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi untuk mempertanyakannya, memverifikasi sumbernya, dan mengeksplorasi implikasinya.

Misalnya, saat kita berhadapan dengan berita yang viral atau klaim yang kontroversial di media sosial, pendekatan Socratic dapat membantu kita untuk tidak langsung mempercayai informasi tersebut. Dengan mengajukan pertanyaan seperti, "Dari mana sumber informasi ini?" atau "Apa buktinya?" kita dapat lebih kritis dalam menilai kebenaran suatu pernyataan dan menghindari jebakan informasi palsu atau hoaks.

Metode Socratic mengajarkan kita bahwa mengajukan pertanyaan sering kali lebih penting daripada memberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, kita dapat mengeksplorasi asumsi yang mendasari keyakinan kita, memupuk pemikiran kritis, dan menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.

Dalam pendidikan modern, pendekatan ini tetap relevan dan berharga, membantu siswa untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk berpikir secara kritis dan mandiri. Di era digital yang dipenuhi dengan informasi, kemampuan untuk mempertanyakan dan menganalisis informasi menjadi semakin penting.

Pada akhirnya, Metode Socratic bukan hanya tentang menemukan jawaban, tetapi tentang perjalanan menuju kebijaksanaan yang lebih dalam melalui pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan refleksi kritis. Seperti yang diajarkan oleh Socrates, kebijaksanaan sejati dimulai dengan kesadaran bahwa kita tidak tahu segalanya, dan bahwa pertanyaan adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan yang lebih luas.