Pendidikan Bukan Sekadar Mengisi Otak, Tapi Menyalakan Api Semangat
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan zaman yang semakin cepat, penting bagi kita untuk kembali merenungkan makna sejati dari pendidikan. Socrates, filsuf Yunani Kuno yang dikenal dengan metode berpikir kritisnya, pernah menyampaikan sebuah kutipan mendalam yang hingga hari ini masih sangat relevan:
“Education is the kindling of a flame, not the filling of a vessel.”
(Pendidikan adalah menyalakan nyala api, bukan mengisi bejana.)
Kutipan ini mengajak kita untuk berpikir ulang: apakah pendidikan selama ini benar-benar membangkitkan semangat dan hasrat belajar pada peserta didik, atau justru hanya menjejali mereka dengan informasi yang belum tentu mereka pahami?
Menyulut Rasa Ingin Tahu, Bukan Mematikan Imajinasi
Socrates percaya bahwa peran pendidikan bukan hanya memberikan data atau fakta kepada murid, melainkan menyalakan api keingintahuan dalam diri mereka. Seorang pendidik sejati adalah mereka yang bisa membangkitkan semangat berpikir, rasa ingin tahu, dan kecintaan untuk terus belajar sepanjang hayat.
Sayangnya, sistem pendidikan modern masih banyak berfokus pada hafalan. Nilai ujian menjadi patokan utama kesuksesan belajar, bukan proses memahami, bertanya, dan mengeksplorasi. Dalam konteks ini, pendidikan justru menjadi “pengisian bejana”—mengisi kepala anak-anak dengan informasi sebanyak-banyaknya tanpa memastikan mereka benar-benar memahami atau tertarik dengan apa yang dipelajari.
Pendidikan Sebagai Proses Menghidupkan Jiwa