Inilah Analisis Psikologis Penggunaan “Kata” oleh Prabowo Subianto di Pidato Pelantikannya

Pidato Presiden Prabowo Subianto
Sumber :
  • Viva.co.id

Penggunaan kata "saudara" sebanyak 26 kali dalam pidato pelantikan menunjukkan bahwa Prabowo berupaya menciptakan rasa keakraban dan persatuan dengan audiens. Ini adalah pendekatan yang kerap digunakan untuk membangun hubungan yang lebih intim dan emosional dengan para pendengar, seolah-olah mereka adalah bagian dari keluarga besar. Pendekatan ini membantu menekankan bahwa pemerintahannya tidak hanya untuk elite, tetapi juga untuk seluruh warga Indonesia, tanpa terkecuali.

KABINET MERAH PUTIH: Inilah Daftar Menteri Pembantu Presiden Prabowo Subianto

4. Negara dan Demokrasi: Penekanan pada Tata Kelola yang Baik

Kata "negara" dan "demokrasi" masing-masing muncul 17 kali dan 12 kali, menegaskan fokus Prabowo pada tata kelola pemerintahan yang adil dan transparan. Psikologis penggunaan kata-kata ini adalah untuk menegaskan bahwa pemerintahan yang akan ia pimpin akan berpegang teguh pada prinsip-prinsip demokrasi dan menjaga integritas negara. Ini adalah pesan kuat bahwa ia akan memimpin dengan prinsip-prinsip yang mendukung kebebasan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saksikan 4 Drama Korea yang akan Tayang Bulan November 2024 (Part 2.)

5. Berani: Pemimpin yang Tegas dan Berani

Kata "berani" muncul 16 kali dalam pidato pelantikannya, mencerminkan sifat kepemimpinan yang tegas dan penuh keyakinan. Dalam analisis psikologi kepemimpinan, atribut seperti keberanian sering dihubungkan dengan figur pemimpin yang efektif, visioner, dan mampu membuat keputusan besar di tengah tantangan. Prabowo ingin menggarisbawahi bahwa dirinya siap menghadapi segala tantangan dalam memimpin bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik.

Etika Menurut Plato: Apakah Kejahatan Benar-Benar Hanya Ketidaktahuan?

6. Presiden dan Pemimpin: Memperkuat Citra Diri

Dengan penggunaan kata "presiden" sebanyak 14 kali dan "pemimpin" sebanyak 13 kali, jelas terlihat bahwa Prabowo ingin memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin yang siap memimpin bangsa ini. Dalam psikologi politik, penggunaan kata-kata seperti ini berfungsi sebagai teknik framing, di mana seorang tokoh politik mencoba mengarahkan persepsi publik bahwa dirinya adalah sosok yang layak menjadi pemimpin tertinggi negara.

Halaman Selanjutnya
img_title