Ancaman Siber dan Tantangan Stabilitas Ekonomi Global: Perspektif Indonesia dalam Geopolitik Dunia

Ratno Kuncoro di IIXS 2024
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA – Dinamika geopolitik global semakin hari semakin kompleks, dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Eropa, dan Timur Tengah memegang peranan penting dalam mengarahkan stabilitas ekonomi dunia. Namun, di balik ketidakpastian ekonomi yang dipengaruhi oleh perang dagang, kebijakan moneter, dan persaingan teknologi antara negara-negara adidaya ini, terdapat ancaman lain yang tidak kalah berbahayanya, yaitu ancaman siber. Ancaman ini, yang kerap kali tidak terlihat namun memiliki dampak yang sangat nyata, kini menjadi fokus utama dalam menjaga kestabilan nasional.

Inilah 10 Serangan Siber Terbesar Tahun 2024

Dalam sebuah diskusi panel di Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tanggal 14 Agustus di Ji Expo Kemayoran, BJP Ratno Kuncoro, S.I.K., M.Si., Direktur Ekonomi Baintelkam Polri, menguraikan bagaimana Indonesia sebagai negara berkembang harus siap menghadapi tantangan-tantangan baru ini.

Dinamika Geopolitik: Dampak Langsung Terhadap Indonesia

Kapitalisme yang Adil? Pelajaran dari John Rawls tentang Redistribusi Kekayaan

Ratno Kuncoro membuka presentasinya dengan memaparkan bagaimana dinamika ekonomi dan politik di negara-negara besar saat ini memengaruhi tidak hanya pasar global tetapi juga negara-negara berkembang seperti Indonesia. "Ketidakstabilan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok, misalnya, bukan hanya soal perang dagang. Ini adalah pertarungan kekuatan yang berdampak langsung pada negara-negara yang berada di tengah-tengahnya, termasuk Indonesia," jelasnya.

Ketegangan antara dua negara ini telah menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi di pasar global. Sebagai contoh, perubahan tarif impor dan ekspor antara kedua negara tersebut secara tidak langsung memengaruhi harga komoditas di pasar dunia, yang pada akhirnya berdampak pada nilai tukar rupiah dan harga barang di Indonesia.

Serangan Siber Besar-Besaran Ancam Infrastruktur Telekomunikasi AS, Diduga oleh Salt Typhoon China

Selain itu, kebijakan moneter yang diambil oleh negara-negara besar, seperti pengetatan suku bunga oleh The Federal Reserve, juga memengaruhi arus modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, ekonomi Indonesia menjadi lebih rentan terhadap fluktuasi global yang tidak bisa diprediksi.

Ratno Kuncoro menekankan bahwa dinamika ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang keamanan. "Ekonomi yang tidak stabil akan membuka celah bagi berbagai ancaman, termasuk ancaman siber, yang dapat mengguncang stabilitas nasional secara keseluruhan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title