Teori Abraham Maslow: Mengapa Hierarki Kebutuhan Masih Relevan di Era Digital?
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Abraham Maslow, seorang psikolog asal Amerika Serikat, mengemukakan teori yang hingga kini masih menjadi salah satu dasar dalam memahami motivasi manusia: Hierarki Kebutuhan Maslow. Meskipun teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943, prinsip-prinsip yang dijabarkan Maslow dalam hierarki kebutuhan manusia tetap relevan, bahkan di era digital yang serba canggih ini. Lantas, bagaimana teori Maslow ini mempengaruhi kehidupan kita di zaman yang semakin terhubung oleh teknologi? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Mengenal Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi lima tingkatan yang membentuk piramida. Setiap tingkatan kebutuhan ini harus dipenuhi secara bertahap, mulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Berikut adalah lima tingkatan dalam hierarki kebutuhan Maslow:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan dasar untuk bertahan hidup seperti makan, minum, tidur, dan tempat tinggal. Tanpa pemenuhan kebutuhan ini, manusia tidak dapat bertahan hidup dalam jangka panjang.
2. Kebutuhan Keamanan
Setelah kebutuhan fisik tercapai, manusia mencari rasa aman dalam hidup mereka. Ini mencakup perlindungan terhadap ancaman fisik, rasa aman secara finansial, serta perlindungan terhadap lingkungan sosial yang stabil.
3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan ini mencakup interaksi sosial, hubungan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga rasa diterima dalam kelompok sosial menjadi sangat penting untuk kesejahteraan emosional.
4. Kebutuhan Penghargaan Diri
Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, manusia cenderung mencari pengakuan atas pencapaian dan status mereka. Ini bisa berupa penghargaan di tempat kerja, pengakuan dari orang lain, atau pencapaian pribadi yang meningkatkan rasa percaya diri.