Perang Siber Memanas! Uni Eropa Sanksi Peretas Rusia yang Bobol Data Rahasia Estonia
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Tensi dunia maya kembali membara! Uni Eropa baru saja menjatuhkan sanksi keras kepada tiga peretas asal Rusia yang diduga kuat telah membobol sistem keamanan Estonia. Serangan ini bukan sembarang peretasan biasa—ini adalah bagian dari perang siber global yang semakin mengkhawatirkan.
Nama-nama yang kini masuk dalam daftar hitam Uni Eropa adalah Nikolay Alexandrovich Korchagin, Vitaly Shevchenko, dan Yuriy Fedorovich Denisov. Mereka bukan peretas kelas teri. Ketiganya adalah bagian dari Unit 29155, sebuah unit siber elite dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia (GRU) yang dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam aksi spionase digital.
Serangan yang mereka lakukan berhasil menembus jaringan keamanan Estonia dan mencuri data-data rahasia dari beberapa kementerian penting. Uni Eropa pun merespons dengan sanksi keras berupa pembekuan aset, larangan perjalanan, serta larangan transaksi bagi siapa pun yang berhubungan dengan mereka.
Bagaimana Peretas Rusia Membobol Estonia?
Bayangkan jika data kesehatan, rahasia bisnis, dan informasi diplomatik bocor ke tangan musuh. Inilah yang terjadi di Estonia. Serangan siber yang dilakukan oleh Unit 29155 sukses mengakses sistem komputer dari beberapa kementerian kunci, seperti Kementerian Urusan Ekonomi dan Komunikasi, Kementerian Urusan Sosial, serta Kementerian Luar Negeri.
Menurut Dewan Uni Eropa, para peretas menggunakan teknik spear-phishing, yaitu metode di mana mereka mengirim email atau pesan palsu yang terlihat resmi, tetapi sebenarnya berisi malware. Begitu malware ini masuk ke sistem komputer, mereka bisa mengakses berbagai data sensitif tanpa terdeteksi.
Data yang dicuri bukan sekadar dokumen biasa, melainkan informasi strategis yang dapat digunakan untuk kepentingan politik dan militer Rusia. Estonia, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem keamanan siber terbaik di dunia, pun kecolongan.