BALANGAN: Gebyar Desa Racah Mampulang Bakarasmin, Sarat Seni dan Budaya Tradisional
- IG/enjoy_kalsel
Balangan, WISATA – Racah Mampulang Bakarasmin merupakan gebyar desa yang melibatkan berbagai seni budaya lokal , sanggar budaya di Balangan, UMKM, dewan kesenian, LSM, dan semua pihak yang ikut terlibat.
Kegiatan gebyar desa ini dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Balangan, Sri Huriyati Hadi, yang ditandai dengan pemukulan gong disaksikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Balangan, Camat Paringin, Kepala Desa Balida dan mitra perusahan yang terlibat.
Sri Huriyati Hadi sangat mengapresiasi gelaran Racah Mampulang Bakarasmin yang dinilai mampu membantu para pelaku UMKM lokal serta melestarikan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Balangan.
Sementara itu, Kepala Desa Balida, Sahridin, mengatakan Racah Mampulang Bakarasmin 2024 merupakan gebyar desa ketiga yang melibatkan sejumlah sanggar budaya di Kabupaten Balangan, UMKM, dewan kesenian dan pihak lainnya.
Konsep acara Racah Mampulang Bakarasmin tidak hanya menampilkan pergelaran seni budaya saja tetapi juga pelatihan kepemimpinan pemuda, lomba seni mewarna, hingga permainan tradisional seperti balogo yang diikuti orang tua dan anak-anak.
Sahridin berharap ke depan acara Racah Mampulang Bakarasmin ini terus berkembang dan dapat memberdayakan masyarakat, khususnya UMKM dan pelaku seni di Kabupaten Balangan.
Dengan adanya kegiatan dalam kegiatan tersebut diharapkan bisa memberdayakan masyarakat, khususnya UMKM dan pelaku seni. Acara dan kegiatan ini juga diharapkan dapat semakin berkembang dan rutin dilaksanakan karena di Tahun 2024 ini merupakan ketiga kalinya dilaksanakan gebyar desa dengan konsep Racah Mampulang Bakarasmin.
Acara Racah Mampulang Bakarasmin berlangsung meriah sejak pagi hingga malam hari. Malam puncak ditutup dengan berbagai penampilan seperti teater, tarian tradisional, Mamanda, serta kesenian khas Banjar yaitu Bagandut dan Bajapin.
Untuk diketahui Bagandut adalah tarian tradisi khas Kabupaten Tapin. Tarian ini sudah masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2020. Pada mulanya bagandut hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan, baru pada kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa. Tari ini dimainkan setiap ada keramaian, misalnya acara malam perkawinan, hajad, pengumpulan dana kampung dan sebagainya. Sedangkan dalam perkembangannya tarian Bagandut berubah menjadi Bajapin.
Sumber: infopublik.id