Cerita Inspiratif: Peristiwa Ketika Jalaluddin Rumi Membeli Arak demi Gurunya

Jalaludin Rumi
Sumber :
  • Princip

Malang, WISATA - Sebuah kisah yang menginspirasi tentang kesetiaan, pengujian, dan pemahaman spiritual telah menjadi topik pembicaraan di kalangan pencinta literatur dan spiritualitas. Peristiwa ini melibatkan sosok terkenal dalam sejarah, Jalaluddin Rumi, dan hubungannya dengan gurunya, Maulana Syamsudin Tabrizi. Cerita ini tidak hanya menyoroti momen penting dalam kehidupan Rumi, tetapi juga membawa pesan yang mendalam tentang kepatuhan dan pengertian yang lebih dalam tentang kebenaran.

"Cinta adalah Dorongan Menuju Kebenaran" - Plato

Maulana Syamsudin Tabrizi, seorang guru spiritual yang dihormati, mengunjungi rumah muridnya, Jalaluddin Rumi. Setelah berbincang dan menikmati hidangan bersama, gurunya itu meminta sesuatu yang tidak biasa kepada Rumi. Dia meminta Rumi untuk menyediakan minuman beralkohol, seperti bir atau arak, yang menghangatkan sekaligus memabukkan.

Permintaan itu membuat Rumi terkejut. Namun, sebagai murid yang taat, dia memilih untuk mematuhi perintah gurunya. Meskipun terdapat kebingungan dan keraguan, Rumi akhirnya bersedia melaksanakan perintah tersebut.

Cinta dalam Konsepsi dan Idealisme Plato, Filsuf Yunani Kuno Murid Socrates

Namun, tugas yang diemban oleh Rumi tidaklah mudah. Dia harus mencari tempat untuk membeli minuman tersebut di waktu malam yang sudah larut. Rumi merasa ragu dan bingung, namun kecintaannya pada gurunya membuatnya tetap bertekad untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Dengan penuh keberanian, Rumi memakai jubahnya dan pergi mencari arak seperti yang diminta oleh gurunya. Namun, pada saat yang sama, dia sadar bahwa tindakan ini dapat menimbulkan kontroversi dan membuatnya terkena fitnah di mata masyarakat.

"Cinta adalah Pencarian Kebenaran dan Kebijaksanaan" - Socrates

Ketika Rumi tiba di pemukiman kaum Nasrani, dia menjadi pusat perhatian dan sorotan dari beberapa orang yang mencurigai tindakannya. Namun, Rumi tetap tenang dan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian.

Namun, ketika Rumi memasuki sebuah kedai arak untuk membeli minuman, situasi menjadi semakin tegang. Beberapa orang yang mencurigai Rumi mulai mengikutinya, menyebarkan tuduhan bahwa seorang imam yang terhormat seperti Rumi sedang membeli minuman keras.

Halaman Selanjutnya
img_title