Orang Sibuk Tidak Hidup, Mereka Hanya Ada: Pelajaran dari Seneca
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, kesibukan sering kali dianggap sebagai tanda kesuksesan. Banyak orang bangga dengan jadwal mereka yang padat, pertemuan yang tak berujung, dan daftar tugas yang terus bertambah. Namun, filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, dalam karyanya De Brevitate Vitae (Tentang Singkatnya Kehidupan), memberikan peringatan yang tajam:
“Orang sibuk tidak hidup, mereka hanya ada.”
Menurut Seneca, banyak orang terjebak dalam kesibukan tanpa benar-benar menikmati atau memahami makna hidup. Mereka menjalani rutinitas tanpa refleksi, mengejar hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat, namun melupakan kebahagiaan dan ketenangan batin.
Mengapa Kesibukan Tidak Selalu Bermakna?
Di era digital saat ini, kesibukan telah menjadi standar kehidupan. Menurut laporan Digital 2023 oleh We Are Social, rata-rata pekerja menghabiskan lebih dari 50 jam seminggu untuk pekerjaan mereka, belum termasuk waktu yang dihabiskan di media sosial atau berbagai aktivitas lain yang terasa mendesak tetapi tidak selalu bermanfaat.
Seneca menyebut fenomena ini sebagai “perbudakan modern”—di mana kita sibuk memenuhi harapan orang lain atau standar kesuksesan yang diciptakan oleh masyarakat, tanpa pernah mempertanyakan apakah hal itu benar-benar sejalan dengan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.
Beberapa alasan mengapa kesibukan sering kali tidak bermakna: