Inilah Perbedaan Kebenaran Universal Versus Kebenaran Relativisme Kaum Sofis
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah pencarian kebenaran yang telah menjadi topik perdebatan panjang dalam sejarah filsafat, dua konsep utama sering kali muncul sebagai pertentangan: kebenaran universal dan kebenaran relativistik. Konsep kebenaran universal menyatakan bahwa ada standar yang tetap dan mutlak yang berlaku bagi semua orang, sedangkan kebenaran relativistik menegaskan bahwa kebenaran bergantung pada perspektif individu, konteks sosial, dan budaya. Di zaman Yunani Kuno, kaum sofis memainkan peran penting dengan mengajarkan bahwa kebenaran itu bersifat relatif. Artikel ini mengupas perbedaan antara kebenaran universal dan kebenaran relativisme menurut kaum sofis, serta implikasinya dalam kehidupan modern, terutama di era informasi digital.
Konsep Kebenaran Universal: Fondasi yang Tetap dan Mutlak
Kebenaran universal adalah gagasan bahwa ada satu standar atau realitas yang berlaku untuk semua, tanpa dipengaruhi oleh perspektif atau konteks individu. Para filsuf besar seperti Plato dan Aristoteles mendukung pandangan ini. Menurut mereka, kebenaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang tidak berubah dan dapat diverifikasi secara objektif.
Ciri-ciri Kebenaran Universal:
- Objektivitas: Kebenaran universal tidak bergantung pada opini atau kepercayaan individu. Misalnya, dalam ilmu matematika, rumus matematika seperti 2+2=4 dianggap benar tanpa pengecualian.
- Konsistensi: Kebenaran universal berlaku secara konsisten di berbagai situasi. Konsep ini menjadi dasar bagi hukum-hukum alam dan prinsip etika yang dianggap berlaku untuk semua manusia.
- Standar Moral: Filsuf seperti Plato percaya bahwa ada nilai-nilai moral yang mutlak yang harus diikuti agar kehidupan manusia dapat terarah dan bermakna. Dalam The Republic, Plato menggambarkan kebenaran sebagai dasar untuk keadilan dan kebaikan yang sejati.
Dalam konteks ini, kebenaran universal dianggap sebagai fondasi yang menjaga tatanan sosial dan etika. Standar yang tetap ini memungkinkan masyarakat untuk menetapkan aturan, hukum, dan norma yang tidak mudah berubah, sehingga menciptakan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Konsep Kebenaran Relativistik Menurut Kaum Sofis