Cinta sebagai Sayap Jiwa: Pandangan Plato tentang Kekuatan Transendental Cinta

Plato Fisuf Yunani Kuno
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Plato, seorang filsuf Yunani kuno yang hidup pada abad ke-4 SM, memberikan pandangan yang mendalam tentang cinta. Baginya, cinta bukan sekadar perasaan atau emosi sementara, melainkan kekuatan transendental yang mampu mengangkat jiwa manusia menuju keindahan dan kebenaran abadi. Dalam karyanya yang terkenal, Symposium, Plato mengeksplorasi berbagai dimensi cinta dan perannya dalam kehidupan manusia.

Plato: Hanya Mereka yang Pernah Melihat Kebenaran yang Mampu Mencintai dengan Murni

Cinta sebagai Sayap Jiwa

Plato menggambarkan cinta sebagai sayap yang diberikan Tuhan kepada jiwa manusia. Analogi ini menunjukkan bahwa cinta memiliki peran penting dalam mengangkat dan membimbing jiwa menuju realitas yang lebih tinggi. Melalui cinta, manusia dapat melampaui keterbatasan dunia material dan mencapai pemahaman tentang keindahan dan kebenaran yang sejati.

Plato: Cinta Sejati Hanya Dipahami Jiwa yang Telah Terbang ke Atas

Eros: Dorongan Menuju Keindahan

Dalam filsafat Plato, cinta sering diidentifikasi dengan konsep Eros, yang merupakan dorongan atau hasrat untuk mencari keindahan. Namun, keindahan yang dimaksud bukan hanya keindahan fisik, melainkan juga keindahan moral dan spiritual. Eros mendorong manusia untuk mencari dan mengapresiasi keindahan dalam berbagai bentuknya, dari yang paling sederhana hingga yang paling luhur.

Marcus Aurelius: Mencari Kebenaran, Bukan Ego — Seni Menerima Kritik demi Hidup yang Lebih Bijak

Tangga Cinta: Dari Keindahan Fisik ke Keindahan Abadi

Plato memperkenalkan konsep "Tangga Cinta" (Ladder of Love) sebagai proses bertahap di mana cinta berkembang dari apresiasi keindahan fisik menuju pemahaman tentang keindahan yang lebih tinggi. Tahapan-tahapan ini meliputi:

Halaman Selanjutnya
img_title