Keberanian dan Kebijaksanaan: Warisan Socrates dalam Filsafat Barat

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam sejarah pemikiran manusia, nama Socrates menempati posisi istimewa sebagai salah satu filsuf terbesar yang pernah ada. Ia tidak hanya meletakkan dasar bagi filsafat Barat, tetapi juga mengajarkan metode berpikir kritis yang masih relevan hingga kini. Socrates dikenal sebagai seorang pemikir yang berani dan bijaksana, yang mempertanyakan segala sesuatu demi mencari kebenaran. Warisannya tidak hanya terbatas pada teori-teori filsafat, tetapi juga membentuk nilai-nilai etika dan moral yang mendasari peradaban modern.

Socrates: Awal dari Kebijaksanaan adalah Mendefinisikan Istilah dengan Jelas

Socrates dan Metode Dialektika

Salah satu kontribusi terbesar Socrates dalam filsafat adalah metode dialektika, yang dikenal sebagai metode Socratic. Metode ini melibatkan dialog antara dua pihak yang saling bertukar pikiran untuk menguji suatu gagasan. Alih-alih memberikan jawaban langsung, Socrates justru mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam yang memaksa lawan bicaranya untuk berpikir secara kritis.

Socrates: “Kebijaksanaan Sejati Datang Saat Kita Menyadari Betapa Sedikitnya Kita Memahami Hidup Ini”

Metode ini masih digunakan dalam pendidikan modern, terutama dalam bidang hukum dan filsafat. Socrates percaya bahwa kebijaksanaan sejati hanya dapat diperoleh melalui pengakuan akan ketidaktahuan. Ungkapannya yang terkenal, "Aku hanya tahu bahwa aku tidak tahu apa-apa", mencerminkan prinsip dasar filsafatnya yang mengutamakan pencarian kebenaran tanpa prasangka.

Keberanian dalam Mencari Kebenaran

Socrates: “Aku Tidak Bisa Mengajar Siapa pun Apa pun. Aku Hanya Bisa Membuat Mereka Berpikir.”

Socrates dikenal sebagai sosok yang berani menghadapi konsekuensi dari pemikirannya. Pada tahun 399 SM, ia diadili di Athena dengan tuduhan merusak moral kaum muda dan tidak menghormati dewa-dewa yang diakui oleh negara. Dalam persidangan, Socrates tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Ia tetap mempertahankan keyakinannya bahwa kebenaran harus dikejar, meskipun harus menghadapi hukuman mati.

Alih-alih menghindari hukuman dengan cara yang licik, Socrates memilih untuk tetap teguh pada prinsipnya. Ia menolak untuk melarikan diri meskipun diberikan kesempatan, karena menurutnya itu akan bertentangan dengan nilai-nilai moral yang ia anut. Sikapnya yang teguh ini menjadi simbol keberanian intelektual yang terus menginspirasi banyak orang hingga kini.

Halaman Selanjutnya
img_title