Ciri-Ciri Kaum Sofis: Pengajaran Berbayar dan Kontroversi "Memperdagangkan Kebijaksanaan"
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Di era Yunani Kuno, kaum Sofis menjadi kelompok yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat, terutama dalam dunia pendidikan dan filsafat. Mereka dikenal sebagai pengajar profesional yang menawarkan pelajaran mengenai retorika, debat, dan seni persuasi. Namun, keberadaan mereka juga menuai kontroversi, karena dianggap "memperdagangkan kebijaksanaan." Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam mengenai ciri-ciri kaum Sofis dan dampaknya pada perkembangan pemikiran manusia.
1. Pengajaran Berbayar: Menjual Kebijaksanaan untuk Uang
Salah satu ciri utama dari kaum Sofis adalah mereka memungut biaya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang retorika dan seni berdebat. Ini adalah konsep yang cukup berbeda dibandingkan dengan pemikiran Socrates, yang lebih memilih mengajarkan ilmu pengetahuan secara cuma-cuma melalui metode dialektika. Kaum Sofis menganggap bahwa ilmu dan pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan berbicara dan membujuk orang lain, adalah hal yang berharga dan layak dihargai dengan uang.
Contoh paling terkenal adalah Protagoras, seorang Sofis terkenal yang sering kali mengajarkan orang-orang muda di kota-kota besar Yunani dengan biaya tertentu. Protagoras dikenal dengan ajarannya yang terkenal, "Manusia adalah ukuran segala sesuatu," yang menggambarkan pandangannya bahwa kebenaran itu relatif dan bergantung pada persepsi individu.
Namun, konsep pengajaran berbayar ini tidak diterima dengan baik oleh semua orang pada zaman itu. Socrates adalah salah satu tokoh yang paling vokal mengkritik hal ini. Ia menilai bahwa pengetahuan seharusnya disebarkan untuk kebaikan bersama, bukan untuk keuntungan pribadi. Bagi Socrates, kebijaksanaan sejati tidak bisa diperdagangkan seperti barang dagangan.
2. Pengajaran Retorika dan Seni Berdebat
Selain mengajarkan pengetahuan dalam bidang filsafat, kaum Sofis juga terkenal karena pengajaran mereka dalam seni retorika atau seni berbicara yang persuasif. Mereka mengajarkan teknik-teknik berbicara yang bertujuan agar seseorang bisa memenangkan perdebatan, bahkan jika argumennya tidak sepenuhnya benar. Dalam dunia politik dan hukum pada zaman Yunani Kuno, keterampilan ini sangat dihargai, karena debat dan persuasi adalah alat utama dalam memperoleh kekuasaan dan pengaruh.