Tradisi Ziarah Kubur sebelum Puasa Ramadhan

Ziarah Kubur di Pemakaman Umum Tlogomas Malang
Sumber :
  • Woro Juni D.

Malang, WISATA – Tradisi keagamaan di Indonesia banyak dan beragam, baik yang dijelaskan dalam dalil Al-Qur'an dan Hadis, maupun tidak namun tradisi tersebut sangat baik untuk di budayakan.

Menelusuri Jejak Kearifan Lokal: Memahami Filsafat Jawa, Sejarah, dan Pengaruhnya

Di antara tradisi menjelang bulan Ramadhan (akhir Sya’ban) adalah ziarah kubur. Sebagian mengistilahkan tradisi ini sebagai arwahan, nyekar (sekitar Jawa Tengah), kosar (sekitar JawaTimur), munggahan (sekitar tatar Sunda) dan lain sebagainya. Bagi sebagian orang, hal ini menjadi semacam kebiasaan yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang menjelang ibadah puasa Ramadhan.

Dalam keterangan Rasulullah SAW dapat kita temukan dalam Sunan Turmudzi no 973

Negara dengan Jumlah Desa, Populasi Penduduk Desa Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

  حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي(3/370)

 Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat." 

Mengenal Atraksi Bambu Gila Warisan Budaya dari Desa Hila yang Penuh Unsur Mistis

Demikianlah sebenarnya hukum dasar dibolehkannya ziarah kubur dengan illat (alasan) ‘tazdkiratul akhirah’ yaitu mengingatkan kita kepada akhirat. Oleh karena itu dibenarkan berziarah ke makam orang tua dan juga ke makam orang shalih dan para wali. Selama ziarah itu dapat mengingatkan kita kepada akhirat. 

Adapun mengenai hikmah ziarah kubur Syaikh Nawawi al-Bantani telah menuliskannya dalam Nihayatuz Zain demikian keterangannya “Disunnahkan untuk berziarah kubur, barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jum’at, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya”… 

Demikianlah hikmah di balik ziarah kubur, betapa hal itu menjadi kesempatan bagi siapa saja yang merasa kurang dalam pengabdian kepada orang tua semasa hidupnya. Bahkan dalam keterangan selanjutnya masih dalam kitab Nihayatuz Zain diterangkan “Barang siapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap hari Jum’at pahalanya seperti ibadah haji”