Epictetus: Kebijaksanaan Ada pada Mereka yang Mampu Menolak Kenikmatan

Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

“It is the nature of the wise to resist pleasures, but the foolish to be a slave to them.”
Epictetus

Kebijaksanaan Kuno, Solusi Masa Kini: Filosofi Stoik Versi Jules Evans

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan modern yang penuh godaan, dari makanan cepat saji hingga teknologi yang membuat kita lupa waktu, kutipan dari filsuf Stoik Epictetus ini mengandung makna yang sangat mendalam dan relevan. Ia menyatakan bahwa orang bijak akan menolak kesenangan sesaat, sedangkan orang yang bodoh akan menjadi budak dari kesenangan itu sendiri.

Pernyataan ini bukan ajakan untuk hidup sengsara atau membenci kenikmatan, melainkan peringatan bahwa kemampuan mengendalikan diri terhadap godaan adalah tanda kebijaksanaan sejati.

Hidup Tenang di Dunia Bising? Ini Rahasia Jules Evans

Kesenangan Bukan Musuh, Tapi Ujian

Kesenangan bukanlah sesuatu yang buruk secara inheren. Makan enak, istirahat yang cukup, hiburan, dan rekreasi adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, saat kita dikuasai oleh kesenangan dan menjadikannya sebagai tujuan utama hidup, di situlah kita kehilangan arah.

Jules Evans: Kebahagiaan Itu Dibangun dari Dalam, Bukan Dicari di Luar

Epictetus menyampaikan bahwa orang bijak tidak menolak kesenangan karena mereka tidak menikmatinya, tetapi karena mereka memahami risikonya: kesenangan bisa membutakan, memperlemah disiplin, dan membuat seseorang lupa pada nilai-nilai luhur.

Sebaliknya, orang yang bodoh mengejar kesenangan tanpa kendali. Mereka hidup untuk mengejar kepuasan jangka pendek, tanpa memikirkan akibat jangka panjang—baik bagi tubuh, pikiran, maupun jiwa mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title