Jules Evans: Kebahagiaan Itu Dibangun dari Dalam, Bukan Dicari di Luar
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Dalam era yang sarat dengan pencitraan, perbandingan sosial, dan tekanan untuk tampil sempurna, pernyataan Jules Evans, seorang penulis dan peneliti filsafat asal Inggris, terasa menampar kesadaran banyak orang:
“Kebahagiaan itu dibangun dari dalam, bukan dicari di luar.”
Evans dikenal luas sebagai tokoh yang mempopulerkan kembali filsafat Stoik dan mengaitkannya dengan psikologi modern, spiritualitas, dan kebijakan publik. Melalui bukunya Philosophy for Life and Other Dangerous Situations (2012), ia menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada keadaan eksternal, tetapi pada cara kita berpikir, merasakan, dan merespons kehidupan.
Krisis Kebahagiaan di Era Digital
Kutipan Jules Evans tersebut menggambarkan realitas psikologis masyarakat modern. Banyak orang mengejar kebahagiaan melalui pencapaian, kekayaan, pengakuan di media sosial, atau standar hidup yang dipaksakan. Namun, pencarian eksternal ini justru membuat banyak orang semakin gelisah dan tidak pernah merasa cukup.
“Kita hidup di zaman yang membuat kita merasa tidak pernah selesai. Tapi Stoikisme mengingatkan: kebahagiaan bukan soal memiliki, tapi soal menguasai pikiran sendiri,” kata Evans dalam salah satu ceramah publiknya.
Ia menekankan bahwa kebahagiaan yang berkelanjutan hanya bisa dicapai dengan melatih diri dari dalam—bukan dengan terus memburu hal-hal di luar kendali.
Filsafat Stoik dan Definisi Bahagia