Seneca: “A Man’s As Miserable As He Thinks He Is” – Pikiranlah yang Menentukan Derita Manusia

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA — Filsuf Stoik terkemuka dari Romawi, Lucius Annaeus Seneca, pernah menyampaikan satu kalimat pendek namun penuh makna: “A man’s as miserable as he thinks he is.” (Seorang manusia se-menderita seperti yang ia pikirkan). Ungkapan ini menyoroti betapa besar pengaruh pikiran seseorang terhadap kondisi emosional dan kualitas hidupnya secara keseluruhan.

Hidup untuk Orang Lain, Jalan Menuju Kehidupan Sejati

Seneca, yang hidup pada abad pertama Masehi, dikenal karena kebijaksanaannya dalam menghadapi penderitaan, kemarahan, dan ketidakpastian hidup. Ia percaya bahwa sumber penderitaan terbesar manusia bukanlah keadaan eksternal, melainkan persepsi internal yang dibentuk oleh pikiran itu sendiri.

Derita yang Dibentuk oleh Pikiran

Seneca: Kerajaan yang Didirikan di Atas Ketidakadilan Tidak Akan Pernah Bertahan Lama

Menurut ajaran filsafat Stoikisme, penderitaan dan kebahagiaan tidak bergantung pada keadaan di luar diri, tetapi pada bagaimana seseorang menanggapi keadaan tersebut. Dalam kutipan tersebut, Seneca ingin menegaskan bahwa manusia bisa menciptakan penderitaannya sendiri melalui cara pandang yang negatif, pesimis, atau terlalu cemas terhadap masa depan.

Jika seseorang terus-menerus merasa dirinya sial, terpuruk, atau tidak berarti, maka ia akan benar-benar hidup dalam penderitaan. Bukan karena keadaan objektif di luar dirinya yang menyebabkan penderitaan itu, melainkan karena cara ia berpikir yang menciptakan realitas tersebut dalam batinnya.

Naval Ravikant: “Kebahagiaan Datang dari Penghapusan Keinginan, Bukan Pemenuhan”

Bukti dalam Psikologi Modern

Pemikiran Seneca ini kini terbukti selaras dengan teori psikologi modern. Dalam bidang psikologi kognitif, dikenal istilah cognitive distortion atau distorsi kognitif, yaitu cara berpikir yang keliru dan cenderung negatif yang menyebabkan kecemasan, depresi, dan ketidakbahagiaan.

Halaman Selanjutnya
img_title