Seneca: “Bukan Karena Segalanya Sulit Kita Tidak Berani, Tetapi Karena Kita Tidak Berani Maka Segalanya Terasa Sulit”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Kutipan bijak dari filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, kembali menjadi sorotan dalam dunia filsafat modern dan pengembangan diri. Seneca berkata, “It is not because things are difficult that we do not dare, it is because we do not dare that they are difficult.” Dalam bahasa Indonesia: “Bukan karena segalanya sulit kita tidak berani, tetapi karena kita tidak berani maka segalanya terasa sulit.”
Pernyataan ini mencerminkan pandangan mendalam mengenai hubungan antara keberanian, ketakutan, dan tantangan hidup. Seneca menyoroti bahwa banyak hambatan dalam kehidupan sebenarnya bersumber dari ketakutan dan kurangnya keberanian dalam diri kita sendiri, bukan karena hambatan itu benar-benar mustahil diatasi.
Paradoks Ketakutan dan Kesulitan
Sering kali manusia menghindari tantangan dengan alasan bahwa itu terlalu sulit atau terlalu berisiko. Namun Seneca melihat permasalahan ini dari sisi yang berbeda: bukan kesulitan yang membuat kita takut, melainkan ketakutan kita sendiri yang membuat segalanya tampak sulit.
“Ini adalah pesan yang sangat relevan di era modern,” ujar Dr. Rina Kartika, dosen filsafat Universitas Indonesia. “Seneca mengingatkan kita bahwa mentalitas kita menentukan bagaimana kita melihat dan menghadapi tantangan. Jika kita berani melangkah, sering kali kita akan mendapati bahwa hal yang kita takuti tidak sesulit yang dibayangkan.”
Relevansi di Era Modern
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak individu ragu untuk memulai usaha baru, beralih karier, berbicara di depan umum, atau mengutarakan pendapat karena takut gagal, takut ditolak, atau merasa tidak cukup mampu. Akibatnya, mereka tidak pernah benar-benar mencoba, dan tantangan itu pun tetap menjadi ‘sulit’ selamanya.