Kahlil Gibran: Sang Penyair Spiritual dari Lebanon yang Mendunia Lewat "The Prophet"
- delphiclasic
Meskipun meninggal dunia pada usia 48 tahun di New York karena sirosis hati dan tuberkulosis, warisan Kahlil Gibran terus hidup. Bahkan setelah satu abad lebih, buku The Prophet tetap masuk daftar buku terlaris di banyak negara, dijadikan inspirasi untuk film, musik, bahkan kutipan motivasi dalam kehidupan sehari-hari.
Museum Gibran di kampung halamannya di Bsharri, Lebanon, menjadi destinasi ziarah budaya bagi para pecinta karya-karyanya dari seluruh dunia.
Kahlil Gibran dan Relevansinya Hari Ini
Di tengah dunia yang semakin terpolarisasi oleh perbedaan pandangan politik, agama, dan nilai, suara Kahlil Gibran justru semakin menggema. Pesan universal yang ia bawa tentang cinta tanpa syarat, kebebasan batin, dan kesatuan umat manusia sangat dibutuhkan oleh generasi hari ini.
Gibran tidak menawarkan dogma, melainkan panduan bijak bagi jiwa-jiwa yang mencari arah. Dalam bukunya, ia menulis:
"Antara yang tertawa dan yang menangis, tak ada dinding yang memisahkan; keduanya adalah nyanyian hati yang merindukan pemahaman."
Ini adalah ajakan untuk hidup dengan lebih sadar, lebih lembut, dan lebih penuh kasih. Ajakan untuk tidak melihat manusia dari kulit luar atau kepercayaannya, melainkan dari hati dan kemanusiaannya.
Penutup: Suara Gibran Masih Bergema