"Balas Dendam Terbaik Adalah Menjadi Tidak Seperti Orang yang Menyakitimu" – Marcus Aurelius
- Cuplikan Layar
Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang penuh dengan konflik dan ketegangan, seringkali kita dihadapkan pada situasi yang membuat kita merasa terluka atau disakiti oleh tindakan orang lain. Namun, menurut Marcus Aurelius, salah satu filsuf terbesar dalam sejarah Romawi, cara terbaik untuk membalas dendam bukanlah dengan membalas perlakuan buruk dengan cara yang sama, melainkan dengan menjadi tidak seperti orang yang menyakitimu.
"Balas dendam terbaik adalah menjadi tidak seperti orang yang menyakitimu." – Marcus Aurelius
Kutipan ini menggambarkan nilai kebijaksanaan Stoik yang mengajarkan kita untuk tidak terperangkap dalam kemarahan atau kebencian, melainkan untuk mengatasi perasaan negatif dengan kedamaian batin dan pengendalian diri. Ini adalah panggilan untuk bertindak dengan kebajikan dan tidak membiarkan orang lain menentukan cara kita merespons dunia.
Mengapa Membalas Dendam Tidak Pernah Membawa Kedamaian
Dalam filsafat Stoik, balas dendam bukan hanya tindakan yang tidak bijaksana, tetapi juga merusak kedamaian batin kita sendiri. Marcus Aurelius mengingatkan bahwa mempertahankan kebajikan lebih penting daripada memenuhi dorongan balas dendam yang seketika.
"Jangan biarkan tindakan orang lain merusak kualitas dirimu. Kamu lebih kuat daripada kebencian mereka."
Balas dendam mengalihkan fokus kita dari pertumbuhan pribadi menuju pembalasan, yang pada akhirnya hanya menguras energi kita dan memperburuk situasi. Ini adalah tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip Stoik yang menekankan pengendalian diri dan kebijaksanaan dalam menghadapi cobaan.