Kalau Sedikit Saja Tak Membuatmu Puas, Banyak Pun Tak Akan Cukup: Pelajaran Stoik dari Donald Robertson

Donald Robertson, Tokoh Stoik Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA – “Jika kamu tidak puas dengan sedikit, kamu tidak akan pernah puas dengan banyak.” Kutipan singkat ini datang dari Donald Robertson, seorang psikoterapis kognitif yang juga dikenal sebagai tokoh utama dalam kebangkitan filsafat Stoikisme di abad modern. Kutipan ini sekilas terdengar sederhana, namun menyimpan makna mendalam yang relevan dengan kehidupan kita hari ini—terutama di era digital yang serba cepat, serba instan, dan serba ingin lebih.

Mengasihi Diri Sendiri: Pelajaran Stoikisme di Dunia yang Keras

Donald Robertson dikenal luas berkat bukunya How to Think Like a Roman Emperor, yang membahas cara berpikir Marcus Aurelius, salah satu filsuf sekaligus kaisar besar Romawi. Ia tak hanya menjelaskan ajaran-ajaran Stoik secara teoritis, tetapi juga menggabungkannya dengan pendekatan terapi kognitif modern. Salah satu pesan kuat yang ia tekankan adalah tentang kepuasan—sebuah kualitas batin yang sering terlupakan di tengah gemerlap pencapaian duniawi.

Mengejar Kepuasan yang Tidak Pernah Datang

Mencintai Hidup Berarti Mencintai Perubahan: Pandangan Jules Evans

Banyak orang hari ini hidup dalam lingkaran tak berujung: merasa tidak cukup. Ketika sudah memiliki satu, ingin dua. Sudah punya gawai baru, ingin yang lebih mutakhir. Sudah berpenghasilan baik, ingin lebih lagi. Namun, apakah itu salah?

Robertson tidak menyalahkan keinginan untuk berkembang. Tetapi ia mengingatkan, jika rasa puas tidak pernah ditemukan dalam hal yang sedikit, maka tidak ada jumlah “lebih” yang akan pernah cukup. Ini bukan sekadar soal logika, tapi tentang cara kita memandang kebahagiaan dan makna hidup.

Jika Anda Hanya Baca 1 Filsuf Stoik Tahun Ini, Bacalah Chrysippus

Filosofi Stoik dan Kepuasan Diri

Dalam Stoikisme, kebahagiaan bukan datang dari hal-hal eksternal—kekayaan, status, penghargaan, atau validasi sosial—melainkan dari bagaimana kita mengelola pikiran dan sikap terhadap apa yang terjadi. Jika kita bergantung pada hal-hal luar untuk merasa bahagia, maka hidup kita akan rapuh. Sebaliknya, jika kita bisa merasa cukup dengan apa yang ada, maka kita tidak akan goyah oleh perubahan apa pun.

Halaman Selanjutnya
img_title