Aristoteles: Penata Logika, Etika, dan Dunia Nyata dalam Sistem Filsafat Terpadu

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

o    Premis mayor: Semua manusia fana.

Zeno dari Citium: Orang Tamak Ibarat Tanah Pasir yang Gersang

o    Premis minor: Aristoteles adalah manusia.

o    Konklusi: Aristoteles fana.
Dengan silogisme, Aristoteles memberi kerangka baku bagi argumen logis yang valid dan koheren.

Zeno dari Citium: Sahabat adalah Alter Ego Kita

2.     Kaedah Kategori
Mengelompokkan predikat ke dalam sepuluh kategori—substansi, kuantitas, kualitas, relasi, tempat, waktu, posisi, keadaan, tindakan, dan penderitaan. Kategori ini membantu memetakan struktur realitas dan bahasa.

3.     Prinsip Non-Kontradiksi
“Sesuatu tidak dapat sekaligus ada dan tidak ada dalam aspek yang sama.” Prinsip ini menjadi pijakan kebenaran logis dan epistemologi.

Zeno dari Citium: Semua Orang Baik Adalah Sahabat Satu Sama Lain

Dengan Organon, Aristoteles menetapkan bahwa berpikir ilmiah memerlukan aturan baku, tesis harus diuji lewat premis yang jelas, dan kesalahan logika dapat dihindari jika aturan silogistik diikuti.

Etika: Doktrin Kebajikan dan Tujuan Hidup Manusia

Halaman Selanjutnya
img_title